*1:1-2 Kabar Baik Kabar bahwa Allah sudah membuat jalan untuk mengampuni orang berdosa, supaya mereka bisa hidup dengan Dia untuk selama-lamanya. Kabar Baik sering juga diterjemahkan dengan ‘Injil’.
†1:1-2 Kristus adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani yang artinya ‘yang diurapi’. Dalam bahasa Ibrani, istilah yang sama disebut ‘Mesias’. Istilah ini menunjukkan jabatan, seperti kata ‘camat’ atau ‘gubernur’. Pada zaman Perjanjian Lama setiap raja diurapi oleh nabi dengan minyak zaitun sebagai tanda dipilih dan disahkan oleh Allah. Dan setiap imam dan nabi zaman itu juga diurapi. Yesus pantas disebut ‘Yang diurapi’ karena Dia mempunyai jabatan sebagai nabi, Raja Agung, dan Imam Agung kita (Ib. 4-10). Karena beberapa nubuatan dalam buku para nabi dan Mazmur, pada zaman Yesus pada umumnya orang Yahudi tahu arti dari ‘Kristus’ sebagai Raja Penyelamat yang Allah janjikan, yang akan berasal dari keturunan Raja Daud, dan yang akan membebaskan bangsa Israel dari orang-orang yang memusuhinya, mendirikan suatu pemerintahan dengan kuasa Allah, dan memerintah dengan adil. Lihat Yes. 9:5-6, Kej. 3:15; Ul. 18:18-19; Mik. 5:2; Zak. 12:10-14; Mal. 3:1; 4:5-6; Mzm. 2, 16, 22, 40, 110.
‡1:1-2 Anak Allah Sebelum Yesus dilahirkan ke dunia ini, Allah sudah memberitahukan dalam Mzm. 2:7, “Engkau adalah Anak-Ku. Hari ini Aku mengumumkan bahwa Aku adalah Bapa-Mu.” Penulis Surat Ibrani dalam Perjanjian Baru berkata (di Ibr. 1:5) bahwa ayat itu mengenai Yesus. Dan sebelum kelahiran Yesus, malaikat Gabriel memberitahukan kepada Maria (di Luk. 1:35), “Roh Kudus akan datang kepadamu, dan kuasa Yang Mahatinggi akan datang ke atas kamu, sehingga Anak kudus yang kamu lahirkan itu akan disebut Anak Allah.” Jadi Allah sendiri yang memberitahukan bahwa Yesus adalah Anak-Nya sebelum dilahirkan ke dunia ini, dan kita menyebut-Nya ‘Anak Allah’ sesuai dengan Firman Allah. Dan dari Lukas 1:35, sudah jelas bahwa Maria mengandung Yesus bukan karena berhubungan seks dengan Allah atau laki-laki, tetapi oleh karena kuasa Roh Kudus (Yoh. 4:24).
✡1:1-2 Mal. 3:1
§1:3 Yes. 40:3 dari penerjemahan kuno bahasa Yunani (LXX)
*1:4 baptis adalah kata yang dipinjam langsung dari bahasa Yunani. Artinya adalah mencelupkan atau memasukkan sesuatu sebentar ke dalam air. Sebelum Yohanes Pembaptis memulai pelayanannya, sudah ada golongan-golongan orang Yahudi yang melakukan baptisan sebagai syarat atau simbol agama yang menggambarkan permohonan kepada Allah untuk dibersihkan dari dosa dan minat hidup tanpa berdosa. Untuk kita orang Kristen, baptisan masih mempunyai arti yang sama, tetapi diberi arti yang baru dan lebih dalam lagi. Pertama, baptisan adalah tanda bahwa kita sudah berkeputusan mengikuti Yesus seumur hidup. Karena Yesus sudah membersihkan kita dari dosa, baptisan juga menunjukkan bahwa kita akan terus berusaha hidup bersih dari dosa dan sesuai kehendak Allah. Dan arti dalam dari baptisan adalah bahwa secara rohani kita sudah dikuburkan bersama Yesus dan sudah ikut dihidupkan kembali bersama Yesus. Berarti sekarang kita menjalani hidup yang baru. Lihat Kis. 2:38; Rom. 6:3-4; Gal. 3:26-28; Kol. 2:12-13.
†1:7 sandal-Nya Pada zaman Yesus, semua orang pakai sandal yang dibuat dari kulit binatang, dan gampang sekali kaki menjadi kotor waktu jalan-jalan. Oleh karena itu, waktu tamu masuk ke dalam rumah biasanya seorang budak atau pembantu ditugaskan untuk membuka tali sandal dan mencuci kaki tamu. Jadi yang Markus tuliskan di sini, “tunduk dan membuka tali sandal-Nya”— menggambarkan bahwa Yohanes merasa tidak layak untuk mengambil pekerjaan sebagai seorang budak yang melakukan pekerjaan yang paling rendah, seperti cuci kaki tamu.
‡1:16 Simon Nama lain untuk Petrus.
§1:21 Rumah pertemuan orang Yahudi Dalam bahasa Yunani disebut “sinagoge.” Pada zaman Perjanjian Baru, rumah-rumah pertemuan dipakai untuk pertemuan umum untuk orang Yahudi setempat, dan juga sebagai tempat untuk orang Yahudi berdoa dan mendalami Firman Allah. Rumah pertemuan berbeda dari Rumah Allah— yang juga disebut Bait Allah dan yang ada di kota Yerusalem. Persembahan kurban bakaran hanya dilakukan di Rumah Allah, sedangkan rumah pertemuan dibangun di setiap kota dan kampung di mana orang Yahudi tinggal.
*1:24 -mu Di ayat ini, kata ganti untuk nama Yesus memakai huruf kecil. Walaupun roh jahat ini tahu bahwa Yesus adalah Anak Allah, dia tidak sesungguhnya menghormati dan tunduk kepada-Nya. Bandingkan Yak. 2:19.
†1:32 hari hampir gelap Hari Sabat untuk orang Yahudi dimulai dari matahari tenggelam pada hari Jumat, sampai matahari tenggelam pada hari Sabtu. Jadi penduduk di kota itu menunggu sampai Hari Sabat selesai supaya bisa membawa orang-orang sakit kepada Yesus. Dan sebelum matahari turun, mama mantunya Simon (ayat 31) melayani mereka dengan makan siang yang sudah disediakan sebelum Hari Sabat, karena pada Hari Sabat tidak boleh menyalakan api dan tidak boleh memasak.
‡1:34 tahu siapa Dia Maksudnya bukan bahwa mereka tahu bahwa nama-Nya Yesus, tetapi seperti terjadi di Markus 5:7, mereka berteriak begini, “Engkau adalah Anak Allah.” Jadi sudah jelas bahwa setan-setan sudah tahu hubungan Yesus dengan Allah. Kalau begitu, kenapa Yesus tidak mau setan-setan menyiarkan berita yang benar itu tentang diri-Nya? Tentu sebabnya adalah bahwa setan-setan tidak cocok menjadi saksi tentang diri-Nya.
§1:40 penyakit kulit yang menular Penyakit kulit yang dimaksudkan tidak sama dengan penyakit yang zaman sekarang disebut “kusta.” Menurut Hukum Taurat para penderita penyakit kulit seperti ini dianggap najis. Mereka tidak boleh mendekati orang-orang sehat, tidak boleh masuk ke dalam rumah pertemuan Yahudi, dan harus tinggal di luar kampung atau kota. Lihat Im. 13.
*1:41 menjamah Karena peraturan-peraturan dalam Hukum Taurat tentang penderita penyakit kulit yang menular, orang sehat jarang menjamah atau bersentuhan dengan mereka. Tetapi dalam ayat ini Yesus menjamah orang sakit ini. Karena memang Dia tahu bahwa orang itu akan sembuh.
†1:44 diperintahkan oleh Musa … penyakit kulit Yang Musa tulis tentang kesembuhan dari penyakit kulit terdapat di Im. 14:1-32. Kalau imam sudah setuju bahwa orang itu sembuh, dia harus membawa dua ekor burung yang hidup ke Rumah Allah, supaya imam-imam di situ bisa membuat upacara pembersihan dari penyakit kulit. Satu ekor dipotong di atas piring yang penuh dengan air, supaya darahnya tercampur dengan air itu. Lalu orang itu dipercik dengan air yang sudah tercampur dengan darah itu. (Dan bangkai burung itu mungkin dibakar di atas mezbah Tuhan.) Burung kedua itu dicelupkan ke dalam air campuran darah itu dan dilepaskan. Dalam ceritera ini Yesus bermaksud bahwa orang yang disembuhkan itu harus pergi ke Rumah Allah di Yerusalem, karena persembahan-persembahan seperti ini tidak dilakukan di rumah-rumah pertemuan yang ada di kampung-kampung mereka.