Jalan Ke Surga Telah Rata
Pembukaan: Dalam pelajaran yang lalu, telah kita lihat bagaimana Allah dalam belaskasihanNya, menyelamatkan orang Israel dari kematian karena lapar di tengah padang pasir dengan memberi mereka makanan yang turun dari langit. Selain itu, kita juga melihat bagaimana dari waktu ke waktu, orang Israel terus mempersalahkan Allah karena ketidak-percayaan dan ketidak-setiaan mereka.
Hari ini kita bersama-sama akan melihat bagaimana Allah menyatakan dirinya kepada orang Israel dan memberi mereka ke- 10 hukumNya yang kudus. Dalam pasal 19 kitab Taurat yang akan kita baca ini, pada permulaannya tertulis demikian: “Pada bulan ke tiga setelah mereka ke luar dari Mesir, tibalah mereka di padang gurun Sinai.” Jadi di mana Musa dan orang-orang Israel sekarang, setelah tiga bulan berjalan dari Mesir sampai di padang gurun Sinai. Saudara, masih ingatkah saudara di mana Musa bertemu dengan Allah yang menampakkan diri dalam belukar yang menyala? di gunung Sinai. Dan waktu itu Allah berkata kepada Musa: “7 Aku sudah melihat penderitaan umat-Ku di Mesir…8 Sebab itu Aku turun untuk membebaskan mereka … 10 Sekarang engkau Kuutus untuk menghadap raja Mesir…12 Aku akan menolong engkau. Dan bila bangsa itu sudah kaubawa keluar dari Mesir, kamu akan beribadat kepada-Ku di gunung ini. Itulah buktinya bahwa Aku mengutus engkau."
Apakah Allah menepati janjiNya kepada Musa? Ya ! kita lihat Musa dan umat Israel ada di kaki gunung seperti yang dijanjikan Allah kepada Musa 40 tahun sebelumnya waktu Dia berbicara kepada Musa: “kalau engkau sudah membawa umatKu keluar dari Mesir, engkau akan menyembah Allah di gunung ini.”
Sekarang mari kita lanjutkan membaca dari Kitab Suci untuk melihat bagaimana Allah kembali menampakkan diri kepada Musa dan berbicara kepada seluruh umat Israel di gunung Sinai. Dalam Kitab Suci dikatakan : 3 dan Musa mendaki gunung itu untuk bertemu dengan Allah. TUHAN berbicara kepada Musa dari gunung itu dan menyuruh dia mengumumkan kepada orang Israel, keturunan Yakub, 4 "Kamu sudah melihat apa yang Kulakukan terhadap orang Mesir, dan bagaimana Aku membawa kamu kepada-Ku di tempat ini dengan kuasa besar, seperti burung rajawali membawa anaknya di atas sayapnya. 5 Sekarang kalau kamu taat kepada-Ku dan setia kepada perjanjian-Ku, kamu akan Kujadikan umat-Ku sendiri. Seluruh bumi adalah milik-Ku, tetapi kamu akan menjadi milik kesayangan-Ku, 6 khusus untuk diri-Ku sendiri, dan kamu akan melayani Aku sebagai imam-imam." 7 Maka turunlah Musa dan memanggil para pemimpin supaya berkumpul, lalu diceritakannya kepada mereka segala sesuatu yang diperintahkan TUHAN kepadanya. 8 Mereka semua menjawab dengan serentak, "Kami mau melakukan segala yang dikatakan TUHAN,"
Apakah saudara mendengar apa jawaban orang Israel kepada Allah? Mereka menjawab, “ kami akan melakukan segala sesuatu yang Tuhan perintahkan! Tapi apakah yang mereka katakan itu benar? Dapatkah mereka memelihara semua hukum Allah. Allah sangat tahu bahwa umat Israel tidak bisa melakukan setiap perintah yang telah di perintahkanNya. Yang Allah inginkan adalah mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat berkenan kepada Allah, mengingat dosa dan keadaan mereka dan supaya mereka percaya pada kabar baik tentang penebus yang akan datang kedalam dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Allah sudah mengampuni dosa nenek moyang mereka Ibrahim, Ishak dan Yakub di dasarkan pada Iman mereka tentang janji-janji Allah. Allah ingin mengampuni umat Israel hanya melalui iman yaitu iman kepada Allah dan rencanaNya mengenai keslamatan. Dikatakan dalam Kitab Suci: “tidak ada seorangpun di benarkan dihadapan Allah, karena melakukan hukum Taurat, karena orang benar akan hidup oleh iman.”
Meskipun begitu hingga saat umat Israel tiba di kaki gunung Sinai, orang Israel masih saja berharap bahwa mereka dapat berkenan di hadapan Allah karena usaha-usaha mereka sendiri. Sungguh-sungguh suatu kebodohan sebab mereka telah melupakan bahwa sudah begitu banyak kali mereka menyakiti hati Allah. Mereka tidak juga sadar bahwa hal itu adalah dosa yang sangat besar di hadapan Allah! Mereka sangka, dosa bukanlah suatu masalah serius tapi dihadapan mata Allah yang harus menghakimi mereka, dosa adalah masalah yang amat sangat serius. Allah itu suci dan sempurna, Dia tidak bisa menyetujui atau menerima usaha apapun yang tidak sempurna. Tapi bagaimanapun sampai pada titik ini orang Israel tidak menyadarinya. Itu sebabnya mereka berkata dengan lantang, “ kami akan melakukan segala sesuatu yang telah Tuhan katakan tetapi Allah punya sebuah rencana di mana dengan rencana itu Allah akan menunjukkan kepada orang Israel bahwa mereka tidak bisa “melakukan segala sesuatu yang telah Tuhan katakan “.
Sekarang mari kita lanjutkan, pokok pelajaran kita hari ini, untuk melihat bagaimana Allah turun ke atas Gunung Sinai dan memberikan Kesepuluh Hukum-Nya kepada bangsa Israel. Saudaraku, dalam Kitab Suci dikatakan : 10 Sekarang jumpailah orang-orang itu…. (dan beritahukan kepada mereka bahwa dalam 3 hari)…Aku akan turun di atas Gunung Sinai, tempat semua orang dapat melihat Aku. 12 Buatlah tanda di sekeliling gunung ini sebagai batas yang tak boleh dilewati bangsa itu. Laranglah bangsa itu mendaki gunung, bahkan mendekatinya. Barangsiapa melewati batasnya, akan dihukum mati; 13 orang itu harus dilempari batu atau dipanah, dan tak boleh disentuh. Ini berlaku baik untuk manusia maupun untuk hewan; semua yang melewati batas itu harus dihukum mati. Pada waktu terdengar bunyi panjang dari trompet, orang-orang itu harus mendaki gunung…16 Pada hari yang ketiga, diwaktu pagi, ada guruh dan petir. Awan yang tebal muncul di atas gunung dan terdengarlah bunyi trompet yang sangat keras. Semua orang di perkemahan gemetar ketakutan. 17 Musa membawa mereka keluar untuk bertemu dengan Allah, lalu mereka berdiri di kaki gunung itu. 18 Seluruh Gunung Sinai ditutupi asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api. Asap itu mengepul seperti asap dari tempat pembakaran, dan seluruh gunung goncang dengan sangat. 19 Bunyi trompet menjadi semakin keras….20 TUHAN turun di atas puncak Gunung Sinai…”
Dan Allah mengucapkan semua perkataan ini : “Akulah TUHAN Allahmu, Yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
Sejauh inilah pembacaan kita akan berhenti hari ini. Insya Allah dalam pertemuan berikut kita akan pelajari setiap hukum yang telah diberikan Allah kepada orang Israel di Gunung Sinai itu. Tapi sebelum kami ucapkan salam perpisahan, ada hal yang harus kita pahami dari seluruh pembacaan tadi, yaitu: Allah itu kudus, dan tidak seorang pun dapat mendekatinya dengan usaha-usahanya sendiri. Kitab Suci suci mengajarkan bahwa semua manusia itu sama seperti rumput, dan Allah adalah api yang menghanguskan. Kita semua tahu tentunya, apa nasib rumput dalam jilatan apa yang berkobar.
Dalam permulaan pelajaran hari ini, kita mendengar bahwa orang Israel berkata kepada Allah, bahwa mereka akan “me;akukan segala sesuatu tyang Tuhan perintahkan”, mereka bicara seperti ini karena mereka tidak mengenali kesucian Allah. Tetapi setelah Allah menampakkan diri kepada mereka, pikiran mereka pun berubah total. Setelah menyaksikan kedahsyatan guntur,kilat dan gunung yang berasap serta suara Allah yang menggema kepada mereka saat menyebutkan ke Sepuluh Hukum, “mereka gemetar ketakutan. Mereka berdiri jauh-jauh dan berkata kepada Musa, “engkau saja yang bicara kepada kami, dan kami akan mendengarkanmu. Tapi jangan Allah yang berbicara pada kami, atau kami akan mati.
Jasi saudaraku, pada saat inilah umat Israel mulai menyadari kemahasucian Allah, dan ketidak sanggupan mereka untuk mendekatiNya. Di kaki gunung Sinai itu, mereka mulai menyadari kebenaran yang dikatakan Kitab Suci: “manusia itu seperti rumput”, dan “Allah adalah api yang menghanguskan.” Di hadapan hadirat Allah yang Maha Suci, dapatkah dengan jujur orang Israel mengatakan,: “ Oo ndak ada masalah, apa saja yang Tuhan bilang akan kami lakukan?’ Tidak. Sebab sekarang mereka mulai menyadari bahwa mereka punya masalah. Masalah yang serius. Saat mereka mulai merasakan kesucian Allah dan ketegasan hukum-hukumnya, mereka menyadari ketidaksucian dan ketidaksanggupan mereka sendiri untuk menjalani hukum-hukum Allah itu dengan sempurna. Mereka sadar bahwa keadaan mereka serupa dengan rumput kering di hadapan kobaran api yang menjilat-jilat.
Bagaimana dengan anda sendiri, saudaraku..? sadarkah anda akan kesucian Allah? Dapatkah anda melihat kesucian dan kesempurnaan Allah di dalam hukum-hukumNya? Sadarkah saudara bahwa hatimu dan usaha-usahamu tidak benar dan tidak sempurna di hadapan Allah? Apakah anda berpikir seperti orang Israel sebelum mereka berhadapan dengan kesucian Allah? Saudaraku… tidak ada usaha yang dapat kita ihtiarkan supaya Allah menerima kita. Allah tidak mungkin dapat berkenan kepada apa yang separuh baik, separuh jahat. Separuh bersih, separuh kotor. Allah itu sempurna! Dia tidak bisa menerima apa yang tidak sempurna. Anda juga tidak usah berharap bahwa nanti pada hari kiamat, waktu anda diadili, perbuatan baik anda akan menutupi kejahatan anda!
Bayangkan ini saudaraku, ada seorang pembunuh yang dengan kejam telah membantai satu keluarga..ayah, ibu dan anak-anak mereka yang masih kecil. Di pengadilan hakim memutuskan bahwa pembunuh itu dibebaskan dari segala tuntutan, karena pembunuh itu banyak beramal dan berbuat baik. Kata hakim: “ya, kamu bebas sekarang, karena meskipun kamu membunuh orang, kamu juga sudah banyak beramal.” Apa pendapat saudara tentang hakim semacam ini? Pastilah saudara menganggapnya tidak adil, apalagi jika yang terbunuh itu keluarga anda misalnya. Saudara, Allah adalah hakim yang adil! Tuhan yang mengadili bumi, hanya dapat melakukan kebenaran, dan kebenaranNya tidak dapt ditawar-tawar.. Kebenaran Allah itu menuntut supaya ada hukuman terhadap dosa. Dan hukuman untuk dosa adalah kematian serta terbuang dari hubungan dengan Allah untuk selama-lamanya. Amal dan perbuatan baik yang kita lakukan tidak dapat membatalkan kewajiban kita membayar tuntutan akibat dosa. Sebab menurut Kitab Suci, kita semua adalah orang-orang najis (kandalla), dan perbuatan baik kita sama seperti kain kotor.Sesungguhnya di hadapan api pengadilan Allah yang suci, dan perbuatan baik kita, amal kita seperti rumput kering saja sebenarnya.
Ingatlah juga bahwa orang-orang Israel itu, tidak berani datang mendekat. Mereka berdiri jauh-jauhdan dan gemetar ketakutan.Tidak seorang pun berani datang mendekat sebab orang-orang Israel itu merasa amat ketakutan. Tapi kalau mereka takut, itu baik, karena dalam kitab suci dikatakan: “ Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat!”
Sahabatku dan saudaraku.. waktu jugalah yang mengakhiri perjumpaan kali ini. Kami mendorong anda untuk melihat dan merenungkan hal yang kita temukan dalam pembacaan hari ini, yaitu: Allah ityu suci, dan Ia harus mengadili setiap orang sesuai dengan standar kesucianNya. Alalh itu suci, dan ia tidak dapat bersikap tidak perduli terhadap dosa. Allah itu suci dan kita tidak bisa mendekat kepadaNya dengan bergantung pada usaha-usaha kita sendiri.
Dalam pelajaran mendatang, insya Allah , kita akan mempelajari Sepuluh Hukum Allah. Terimakasih sudah mendengarkan siaran ini. Berkat Allah ada padamu saat engau merenungkan: “takut akan TUHAN adalah permulaan hikmat.”