Jalan Ke Surga Telah Rata
Pelajaran 37
Sepuluh Hukum Suci
Pembukaan: Dalam pelajaran sebelumNya, kita melihat bagaimana kedahsyatan alam yang terjadi saat Allah turun ke atas gunung Sinai. Guntur dan kilat, gunung yang diselimuti asap dan larangan untuk menyentuh badan gunung itu…, seba yang menyentuhnya pasti akan mati. Semua itu menunjukkan betapa Allah itu Maha Suci. Dan hari ini, kita berencana akan melihat setiap hukum Allah itu, dan membandingkannya dengan hidup kita, untuk mengetahui bagaimana keadaan kita di hadapan Allah yang Maha suci itu. Telah kita baca juga dalam kitab taurat bahwa pada saat Allah ada di gunung Sinai, Ia bersabda: “Akulah Tuhan, Allahmu yang membawa engkau ke luar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.”
- Jangan ada Allah lain bagimu di hadapanKu. Inilah hukum yang pertama. Maksud Allah dalam hukum ini adalah: Hanya Dia sajalah yang menjadi Allah dalam kehidupan kita. Dia tidak mau membagi-bagi kemuliaan dengan apa pun yang lain. Allah, sang pencipta, adalah satu-satunya yang kita sembah. Tetapi apa yang kita lihat dalam negara dan bahkan dalam dunia ini tidak begitu. Banyak orang meninggikan manusia lainnya sampai pada tingkat yang mestinya hanya layak ditempati oleh Allah sendiri. Hanya namaNya saja yang kudus dan ajaib, dan hanya Dia saja yang layak menerima secara penuh ibadah dan kepercayaan kita. Tapi, waktu manusia berhadapan dengan masalah atau tantangan, yang pertama-tama mereka lakukan bukanlah datang dan berdoa kepada Allah yang menciptakan segalanya dan yang sanggup melakukan apa pun juga, malahan datang dan berharap kepada manusia lain serta memberi mereka tempat yang hanya layak ditempati oleh Allah sendiri. Saudaraku terkasih, siapa yang melakukan hal seperti itu, dia mempunyai Allah lain di dalam hidupnya, dan mempunyai Allah lain di dalam kehidupan kita adalah dosa!
- Dalam hukum yang ke dua Allah bersabda: “Jangan membuat bagi dirimu berhala… Jangan sujud atau menyembah mereka… karena Aku Tuhan, Allahmu adalah Allah yang cemburu.” Lewat hukum ini Allah memperingatkan kita, untuk menjaga diri kita dari berhala-berhala. Berhala di sini buklan cuma berarti patung-patung berwujud tertentu yang disembah di tempat-tempat khusus, atau di salah satu sudut rumah. Berhala adalah segala sesuatu yang berada di tengah-tengah antara kita dengan Allah. Untuk beberapa orang, sabung ayam adalah Allah mereka, karena sabung ayam lebih penting dari pada Allah bagi mereka.. Lainnya lagi, televisi bisa jadi adalah berhala mereka. Seluruh waktu yang ada hanya dipakai untuk nonton TV. Ada juga orang-orang lain, yang memakai jimat… orang-orang yang menunjukkan bahwa Allah saja tidak cukup buat mereka. Yang lain, kesehatannya yang menduduki tempatnya Allah. Untuk yang lainnya, berdagang ada di antara dirinya dengan Allah. Mereka tidak ada waktu untuk membaca Kitab Suci dan merenungkannya supaya mereka dapat mengerti, waktu yang ada hanya dipakai untuk dagang dan dagang, kios atau usaha lainnya. Untuk orang lain lagi, berhala mereka adalah uang.Yang terpenting bagi mereka hanya uang. Mereka bahkan mau melakukan hal-hal yang tidak halal untuk mendapatkan lebih banyak uang. Saudaraku, apa saja yang menggantikan arti Allah dalam hidup kita, itu adalah berhala.
- Dalam hukum yang ke tiga, Allah mengatakan: “Jangan salah gunakan nama Tuhan Allahmu, karena Allah memandang bersalah orang yang menyalahgunakan namaNya.” Ini penting sekali, Allah tidak mau, orang menyebut namaNya dengan sia-sia, atau menyalahgunakan namaNya. Tapi, hampir setiap hari, kita bisa dengar di mana-mana, di sekitar kita.. orang mengatakan “insya Allah, saya akan bikin ini, bikin itu, atau mau ke sana atau ke situ”, padahal,dalam hatinya tidak sedikit pun ada keinginan untuk melakukan apa yang diucapkannya. Kehendak dan ijin Allah sama sekali tidak terpikir olehnya. Dia mengatakan insya Allah, hanya supaya orang percaya pada dustanya. Ini dosa, saudaraku. Yang lain lagi mengatakan: “Allah saksinya… saya tidak bikin ini, tidak bikin itu.” Padahal sebenarnya mereka memang melakukan hal itu. Ada lagi yang bilang: “Allah tahu saya tidak akan bikin ini atau itu,” tapi itu cuma omong kosong. Itulah contoh-contoh, bagaimana kita dapat menyalah-gunakan dan menyebut nama Allah dengan sia-sia.Kata Kitab Suci: “biarlah engkau menjawab “ya”, kalau memang “ya”, dan “tidak” kalau memang “tidak”. Menjawab lebih dari itu adalah dosa.
- Hukum ke empat, Allah berbicara kepada keluargamu: “Ingatlah dan kuduskan hari Sabat. Enam hari engkau sudah berusaha dan bekerja… sebab sama seperti mereka, dalam 6 hari Allah menciptakan langit dan bumi, tapi Ia berhenti pada hari ke tujuh. Di sini kita lihat bahwa Allah menginginkan umat Israel untuk beristirahat setiap tujuh hari, dan pada hari itu, mereka menghormati Dia.
- Dalam perintah ke lima yang Allah berikan, Ia berkata: “hormati ayahmu dan ibumu, supaya umurmu panjang di tanah yang Tuhan berikan kepadamu. Di sini bisa kita lihat bahwa orang tua kita adalah orang yang istimewa dan pantas untuk dihargai. Tapi kenyataannya pada zaman sekarang, yang kita lihat adalah ada anak-anak yang membuka mulutnya untuk membantah orang tua mereka. Ada anak-anak yang kalau ditegur, malah bersikap tambah kurang ajar pada orang tuanya. Bukannya menghormati orang tua, mereka malah membuat susah dan melukai hati orang tua. Tentu saja bukan kehidupan seperti ini yang kita pelajari lewat hukum ke lima ini. Kehendak Allah bagi anak-anak adalah supaya mereka mengasihi orang tua mereka, menghormati, dan mentaati mereka dalam segala hal yang menyenangkan hati Allah dan sesuai dengan kehendak Allah.
- Dalam hukum ke enam, Allah berkata: “Jangan membunuh.” Dikatakan di sini, siapa yang membunuh seorang manusia ia berdosa kepada Allah. Allah yang menciptakan manusia serupa dengan dirinya, serta memberikan kepada seseorang kehidupan dan jiwanya. Membunuh atau mengambil kehidupan secara paksa adalah bentuk kebencian kepada Allah. Kitab Suci juga mengajarkan bahwa membunuh tidak hanya terbatas pada membuat seseorang mati secara paksa, tapi “siapa yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh.” Yang sering tidak diperdulikan adalah: Allah mengadili seseorang bukan sekedar atas perbuatan yang telah dilakukannya, tapi juga pada apa yang dia rencanakan dalam hatinya. Karena Allah sanggup melihat hati, maka di hadapanNYA, kebencian dan dan pembunuhan sama dosanya!
- Dalam perintah ke 7, Allah bersabda ”Jangan berzinah.” Saudaraku, Allah tahu apa yang terbaik bagi kita itu sebabnya kenapa setelah memberikan kepada manusia Adam seorang perempuan untuk dinikahi, Allah ingin laki-laki itu membatasi diri secara sexual pada perempuan yang menjadi istrinya itu, dan tidak memiliki hawa nafsu terhadap perempuan lain. Dalam Kitab Suci juga dikatakan: “ suami-suami harus mengasihi istri mereka sama seperti diri mereka sendiri. Dan bahwa “siapa yang menceraikan istrinya, kecuali karena ia tidak setia, lalu menikah dengan perempuan lain, ia (si suami itu) berzinah.” Waktu manusia melawan perintah Allah, dan melakukan apa yang terlarang, seringkali tubuh mereka yang menerima konsekwensi dari perbuatan mereka. Inilah sebabnya kenapa banyak penyakit yang mematikan menimpa orang-orang yang mempunyai hubungan seksual di luar batas-batas pernikahan yang ditentukan. Ingatlah saudaraku, pernikahan adalah pemberian Allah kepada manusia yang sangat berharga. Ada lagi hal yang perlu anda ketahui: perzinahan tidak terbatas pada apa yang kita buat dengan tubuh kita, tapi termasuk juga pada apa yang ada dalam pikiran kita. Sebab kata Kitab Suci: “Siapa yang melihat kepada seorang perempuan dan menginginkan perempuan itu, sudah berzinah dengan perempuan itu dalam hatinya.”
- “Jangan mencuri”, Allah mengatakan ini sebagai hukum ke delapan. Perintah ini jelas sekali. Walau begitu, saudarku.. anda harus tahu bahwa bagi Allah, mencuri tidak terbatas hanya pada tindakan kita mengambil uang, atau barang atau apa pun yang lain yang bukan punya kita. Bahkan bila kamu cuma ingin mengambil barang orang lain dalam hatimu, tapi tidak mengambilnya..kamu tetaplah seorang pencuri di dalam hatimu. Allah melihat ke dalam hati. Atau contoh lainnya, bila engkau adalah seorang pegawai.. dan pimpinan memberi anda suatu tugas dan ia membayarmu untuk melakukannya, dan ia percaya anda mengerjakan tugas itu, padahal sebenarnya anda hanya menyia-nyiakan waktu, maka anda seorang pencuri. Anda seorang yang mencuri keuntungan orang lain. Dan anda tentu tahu apa hukuman bagi seorang pencuri atau pelanggaran yang lain? Hukumannya mati dan masuk ke dalam api neraka yang tidak pernah padam.
- Hukum ke sembilan mengatakan: “Jangan memberi kesaksian yang tidak benar tentang tetanggamu” Ini juga perintahnya sangat jelas bagi kita. Tuhan Allah adalah Allah Kebenaran dan tidak bersangkut paut dengan dusta. Banyak orang berpikir, tidak apa-apa berbohong sedikit supaya situasi tetap tenang dan bisa terhindar dari persoalan. Tapi perintah Allah jelas, tidak ada dusta kecil, dusta besar, bohong putih, bohong hitam…. Allah bersabda, siapa yang berkata dusta dia meniru sifat Setan, yang adalah pencuri dan penuduh. Setan berdusta kepada Adam dan Hawa, dan sampai hari ini masih terus menipu orang dengan dusta-dustanya. Siapa berdusta dia sama dengan setan.
- Pada hukum ke sepeuluh Allah mengatakan: “Jangan iri hati pada tetanggamu. Jangan inginkan istrinya, atau pembantunya, kerbau atau lembunya atau apa pun yang dipunyai tetanggamu.” Perintah Allah ini menunjukkan dengan jelas, bahwa Allah tahu bagaimana kecenderungan hati manusia. Iri hati dan dengki ada di dalam hati… dan inilah yang membuat kita menginginkan istri orang lain, atau menginginkan barang orang lain, yang kita tidak punya. Hal ini adalah dosa, karena Kitab Suci berkata: “ kita datang ke dalam dunia tidak membawa apa-apa, dan kita juga tidak membawa apa-apa waktu meninggalkannya. Tapi kalau kita punya makanan dan pakaian, kita (seharusnya) sudah puas.”
Inilah ke sepuluh hukum Allah yang dipercayakan Alah kepada Musa dan umat Israel. Bagaimana kita dapat merangkum pembacaan kita hari ini? Mungkin dengan satu pertanyaan… satu pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap kita: Apakah saya sudah mentaati ke sepuluh hukum ini? Mungkin saudara belum tahu bahwa ketika Penebus yang suci ada di dalam dunia, Ia membagi ke 10 hukum Allah itu dalam dua bagian: pertama, kasihilah Tuhan Allahmu denngan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. “ Lalu yang ke dua, “kasihilah sesamamu manusia sama seperti dirimu sendiri.” Sekarang untuk menguji apakah anda telah memelihara 10 hukum taurat, anda dapat bertanya demikian:
Pertama: Bagaimana hubungan pribadi saya dengan Allah, Apakah saya mengasihiNya dengan sepenuh hati? Yang ke dua: “Bagaimana hubungan saya dengan orang lain? Apakah saya mengasihi orang lain, tetangga saya sama seperti saya mengasihi diri sendiri? Ijinkan hatimu, untuk menjawab dengar jujur. Kalau anda tidak bisa menjawab semua pertanyaan dengan “ya”, maka anda harus tahu dan sadar bahwa anda adalah seorang pelanggar. Dengan kekuatanmu sendiri anda hanya punya satu kemungkinan yaitudiperhadapkan pada kebenaran pengadilan Allah. Kata Kitab Suci: “orang pengecut, orang-orang penghianat, orang bejat, pembunuh, orang yang memakai ilmu gaib, penyembah berhala, dan semua pembohong, akan dibuang ke dalam lautan api dan belerang yang menyala-nyala.
Allah itu suci dan tidak dpat menerima apa yang tidak suci. Dia sempurna dan tidak bisa menerima usaha atau pun jerih payah yang tidak sempurna. Inilah sebabnya dalam Kitab Suci dikatakan:”orang yang melanggar salah satu hukum Allah berarti melanggar seluruhnya.” Berusaha untuk menjalankan ke sepeuluh hukum Allahtidak akan membuat seseorang dinyatakan “berkenan kepada Allah” sebab semua orang sudah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Saudara dan sahabatku, perkataan Allah sungguh jelas: “semua orang telah berbuat dosa”, semua. Dan setiap orang yang berharap atau bergantung pada hukum agama ada di bawah kutukan.”
Mungkin seseorang bertanya, “kalau begitu kenapa Allah memberikan ke sepuluh hukum, kalau tidak seorang pun dapat melaksanakannya dengan sempurna? Pertanyaan yang sangat penting ini… insya Allah akan kita bahas pada pertemuan yang akan datang, dan mendengar apa jawaban Allah. Semoga Allah memberkati saudara, saat saudara merenungkan pernyataan Allah ini: “siapa yang melanggar salah satu dari hukum, ia melanggar seluruh hukum.”