Jalan Ke Surga Telah Rata
Pembukaan: Dalam acara Jalan ke surga telah rata yang terakhir, kita melihat kisah tetntang Kurban Ibrahim. Dalam Kitab Injil ada rangkuman singkat tetntang peristiwa yang penting ini. Di sana dikatakan
“Karena Iman, Ibrahim, waktu Allah menguji dia, mempersembahkan anaknya sebagai kurban. Dia yang telah menerima janji sudah hampir mengurbankan (artinya disembeli lalu dibakar sampai hangus) anak satu-satunya (yang lahir sesuai dengan janji Allah kepadanya), meskipun Allah telah berkata kepadanya:”Dari Ishaklah keturunanmu akan tak terhitung” Ibrahim percaya bahwa dapat membangkitkan orang mati, dan kalau memakai kiasan, Ibrahim memang mendapatkan Ishak kembali. Sungguh , peristiwa ini adalah lukisan indah tentang iman kepada Allah.
Dalam 5 bahasan kita terakhi, kita membicarakan kehidupan nabi Ibrahim. Sebenarnya , ada banyak, banyak sekali cerita tentang nabi Ibrahim dalam kitab Taurat yang tidak sempat kita pelajari karena sempitnya waktu. Tetapi sebelum kita meninggalkan nabi Ibrahim, ada satu hal yang perlu kita ketahui, satu hari. Allah bersabda kepada Ibrahim tetntang apa yang akan dialami oleh keturunannya. Kata Allah “ Ketahuilah ini,suatu hari nanti, keturunanmu akan menjadi orang asing di negeri orang, dan mereka akan diperbudak dan diperlakukan sewenang-wewnang selama 400 tahun. Tapi akau akan menghukum bangsa yang telah memperbudak mereka, dan kemudian mereka akan keluar dari negeri itu dengan membawa banyak harta.”
Apa yang dimaksud Allah dengan “ negeri asing” itu adalah bangsa Mesir, negeri dimana mereka kan diperbudak selam 400 tahun, persis seperti yang Allah katakan. Bukan itu saja, selama 4 acara ke depan ini, isnsya Allah, kita akan melihat bagaimana perkataan allah dipenuhi satu demi satu, bagian demi bagian, persis seperti yang dikatakan Allah.
“Ibrahim meninggalkan seluruh kepunyaannya kepada Ishak ,Ibrahim hidup selama 175 tahun. Lalu Ibrahim menghembuskan napasnya, dan mati pada usiatua, lalu ia dikuburkan oleh Ismail dan ishak di gua Mahpela di dalam tanah miliknya, tanah yang dibeli dari orang Hitite.Di sana ia dikuburkan bersama Sarah istrinya” Jadi, akhirnya Ibrahim, sahabat Allah itu memasuki hadirat Tuhan yang kenal dan kasihi.
Apa kesimpulan yang bisa kita ambil dari kisah kisah tentang Ibrahim ini? Barangkali dengan dua pertanyaan dan jawabannya ini. Pertanyaan pertama adalah: Kenapa Allah menyuruh Ibrahim pergi dari kampung halamannya? Jawabnya: Karena Allah telah merencanakan untuk menjadikan Ibrahim sebagai nenek moyang d]sebuah bangsa besar, di mana dari bangsa itu akan datang sang Penebus. Pertanyaan ke dua adalah: Kenapa Allah sebagai Hakim menyatakan Ibrahim orang benar? Jawabnya: karena Ibrahim percaya kepada apa yang Allah katakan, meskipun itu tidak gampang. Ibrahi, bisa luput dari penghukuman Allah karena mengimani janji-janji Allah, bukan karena perbuatan atau usahanya sendiri. Inilah yang dimaksudkan, waktu ayat-ayat dari Kitab Suci mengatakan: “Ibrahim percaya kepada Allah, dan hal itu (oleh Allah) diperhitungkan sebagai kebenaran, dan ia jua disebut sahabat Allah.
Dalam pasal 25 kitab Kejadian, Kitab Suci menceritakan kepada kita, kisah anak-anak ketururnan Ibrahim. Dan sekarang, mari kita sgera memulai program Jalan Ke Surga telah rata dengan
membaca kisah tentang Ishak dan dua anak kembarnya.
Waktu Ishak berumur 40 tahun, ia menikah dengan sepupunya Ribka. Mereka berdoa meminta supaya mereka diberi allah ketururnan. Allah mengabulkan permohonan mereka. Ribka yang mengandung suatu saat berdoa ke pada Allah, dan bertanya kenapa bayi dalam kandungannya begitu aktif? Lalu Allah mengatakan kepada Ribka bahwa yang sedang dia kandung adalah anak kembar. Yang ada dalam kandungannya adalah dua bangsa, dua kaum yang akan terpisah satu dari yang lain. Yang satu kana lebih kuat dariyang lain, yang tua akan mengabdi pada yang muda.
Saudaraku, waktu tiba saat kelahiran, yang pertama keluar tubuhnya berwarna merah dan penuh bulu, jadi mereka menamakannya “Esau” yang berarti “merah’ Pada saat Esau lahir, bayi yang ke dua juga ikut lahir juga, karena bayi itu sedang memeluk tumit Esau. Ajaib”kan ? Jadi mereka menamakan dia Yakub, yang berarti “orang yang mengejar tumit orang lain”.
Esau dan yakub bisa saja adalah anak kembar, tapi saudaraku ….. mereka sangat berbeda Esau setelah besar menjadi seorang pemburu, sedang Yakub adalah orang yang senang tinggal di kemah bersama ayah dan ibunya. Esau adalah seorang yang menyukai hal-hal duniawi yang sifatnya sementara itu. Dia tidak perduli dengan rencana Allah mengenai keluarganya. Sebaliknya Yakub suka tinggak di kemah, belajar banyak kisah tentang Allah dan janji-janji Allah kepada keluarganya. Yakub menyukai hal-hal yang berasal dari Allah, hal-hal kekal yang akan ada untuk selamanya.
Saydaraku ingatlah bahwa Esau adalah anak yang paling tua, jadi Esaulah yang berhak mewarisi hak anak sulung. Di dalam haka anak sulung atau hak kesulungan itu, terdapat semua janji Allah pada Ibrahim dan keturunannya. Tetapi Allah juga sudah mengataka kepada Ribka bahwa anak yang tua akan mengabdi, atau melayani adiknya. Maksudnya, Allah sudah tahu bahwa yang akan mewarisi janji Allah kepada Ibrahim, dan yang akan menjadi sumber (nenk moyang) bangsa yang baru adalah yakub, bukan Esau.
Lalu bagaimana caranya Yakub mendapakan hak kesulungan yang sebenarnya milik Esau? Begini ceritanya: suatu hari Esau baru pulang berburu dan sangat lapar. Pada saat itu Yakub sedang memasak sedikit nasi dan kacang merah, dan baunya enak sekali. Bisa membayangkan bukan, seperti apa itu? Waktu anada merasa sangat lapar dan ada yang sedang memasak makanan yang sangat anda sukai! Nah, begitu juga Esau, dia bilang pada Yakub: Oh, yakub saya hampir mati kelaparan. Bau masakanmu enak sekali. Cepat , kasih saya satu mangkuk .” Yakub adalah serang yang ‘licin’ penuh muslihat … jadi Yakub lalu bilang “ Boleh saja tapi kamu harus membayarnya, dengan meberi pada saya hak kesulunganmu. Karena Esau memang tidak perduli dengan hak-hak Ilahi dan kekal, dia menjawab.” Apa gunanya hak kesulungan itu. Ambil saja, pokoknya kasih saya makananmu, saya lapar sekali. Yakub masih bertanya lagi: “kamu sumpah?”, Ya, hak kesulungan itu milikmu, sekarang cepat beri saya makanan,” baru setelah itu Yakub memebri esau makanan dan sedikit roti, dia makan dan perjanjian itupun disepakati.
Saudarak, mengertikah saudara apa arti kelakuan Esau itu? Dia sudah menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Dia tidak menghargai hak pewarisannya sebagai akan sulung. Hak kesulungan itu, bukan cuma akan mendapatkan dua bagian dari kekayaan keluarga, tapi dalam hak kesulungan juga terdapat janji Allah. Janji bahwa keluarganya, akan menjadi satu bangsa besar, dan hal-hal lain yang akan tetap berlaku untuk selamanya. Esau dengan menjual hak kesulungannya untuk sepiring nasi, sebenarnya sudah menghina dan memandang rendah bukan saja nenek dan ayahnya, tapi juga Allahnya. Bodoh sekali Esau ini …. Hanya untuk sepiring makanan dia melepaskan apa yang paling berharga yang dia miliki sebagai anaka sulung.
Tapi nanti dulu, jangan terburu-buru menghakimi Esau, sebab kalau kita periksa diri sendiri, apakah kita tidak seprti itu? Apakah kita justru sebenarnya sama saja dengn Esau, yang lebih menghargai hal-hal duniawi, materi, perkataan manusia dari pada hal-hal Ilahi, lebih dari pada Firman Allah? Ingatlah saudaraku, segala sesuatu yang ada si langit dan di bumi akan berlalu, tapi perkataan Allah tetap ada untuk selama-lamanya.
Suatu hari dalam masa hidupnya, Isa Almasih bertanya kepada murid-muridnya, Apakah gunanya seseorang memiliki seluruh dunia tapi kehilangan jiwanya? Pertanyaan yang sangat bagus. Apakah ada sesuatu dalam hidup ini yang bisa menjadi bandingan, yang setara dengan hidup bersama Allah di Firdaus untuk selama lamanya? Seorang nabi lain memperingatkan kita, Untuk.”Janganlah kamu sekali-kali mempermainkan kasih karunia Allah atau menjadi begitu rendah seperti Esau, yang menjual hak warisnya sebagai anak sulung. Esau kehilangan karunia Allah, karena dia tidak menghargai hal- hal yang ilahi, hal- hal berasal dari Allah. Jadi saudaraku terkasih, Allah sedang memperingatkan kita untuk tidak mengikuti jejak Esau, dan jangna menggangap rendah berkat- berkat yang ingin diberikan kepada kita.
Lalu apa selanjutnya yang terjadi dengan Esau? Besok akan kita lihat kelanjutan kisahnya. Tapi hari ini kita cukup tahu bahwa akhirnya Esau menyesali perbuatannya itu, bahkan sebenarnya dia berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan kembali hak kesulungannya itu, tapi tidak bisa lagi. Allah memberi kepada kita kehendak, kemauan dan menghargai pilihan yang kita kehendaki. Dia juga memberi kepada kita tanggung jawab atas pilihan yang kita buat. Esau meandang rendah hal- hal ilahi, dan dibelakang hari dia menanggung akibat dari pilihannya itu.
Saudaraku, kita tidak boleh terburu- burudalam mebuat keputusan yang bersifat kekal. Meskipun Allah menghargai pilihan kita, kita harus memilih dengan bijaksana.
Bagaimana dengan anda? Apakah anda juga ingin mendapatkan berkat ilahi? Allah mengasihimu dan ingin memberkati kehidupan anda dengan berlimpah- limpah, tapi anda harus menempatkan Dia pada yang pertama dalam hidup anda. Anda harus menghargai Firman Allah lebih dari makanan maupun uang. Allah ingin menghapus dosa kita, mengubah hati kita yang jahat, menyucikan kita dan mengisi hidup kita dengan kasihNya, sukacita, damai, dan kepastian. Dan berkat- berkat ini hanya ada dalam bagian warisan yang ingin Allah berikan kepada setiap keturunan Ibrahim. Bagaimana pun, anda harus mencari hal- hal yang bersifat kekal dengan segenap hati. Mereka yang belum mati- matian menginginkan berkat Allah itu, tidak akan pernah menerima atau mendapatkan bagian dalam hak warisan Allah itu.
Untuk melengkapi acara hari ini, saya ingin membacakan bagian pertama dari kitab Zabur. Dengarkan baik- baik perkataan yang mulia dari Allah yang maha kuasa:
Diberkatilah dia yang tidak berjalan menurut nasehat orang fasik, yang tidak berdiri dijalan orang berdosa, atau duduk diantara para pencemooh. Tapi kesukaannya ialah taurat Tuhan dan yang merenungkannya siang dan malam. Dia akan seperti pohon yang ditanam di aliran air, yang mengeluarkan buahnya pada musimnya dan daunnya tidak layu- layu. Tapi orang fasik tidak seperti itu. Mereka seperti ampas gergaji yang diterbangkan oleh angin. Itu sebabya orang fasik tidak tahan dalam penghakiman, seperti orang berdosa tidak tahan berada ditengah- tengah orang benar. Sebab Tuhan mengawasi jalan orang benar, tapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Bagaimana dengan anda saudaraku? Di jalan mana anda sekarang? Di jalan lurus menuju surga, Jalan orang- otrang yang menggangap janji Allah adalah harta karun? Atau anda sedang berjalan di jalan Esau yang menjual janji- janji Allah untuk hal- hal yang sementara dari dunia ini? Mana yang peling lebih berharga bagimu?
Saudaraku pendengar sekalian, disinilah kita harus berhenti hari ini. Kali yang akan datang, insya Allah, kita akan melanjutkan kembali kisah tentang Yakub. Allah akn memberkati anda saat anda merenungkan peringatan Firman Allah . “Janganlah anda menyia-nyiakan kasih karunia Allah… seperti Esau, yang menukar hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Amin.