Jalan Ke Surga Telah Rata
Salam Pembukaan: Ada pepatah yang mengatakan “janganlah telur beradu dengan batu” (kalau ada pepatah Ugi yang umum, dengan pengertian serupa, itu saja yang digunakan). Pepatah itu dapat dikatakan merupakan kesimpulan dari apa yang akan kita pelajari hari ini di dalam Kitab Suci. Saudara pasti tahu apa akibatnya kalau telur beradu dengan batu… telur itu akan remuk, tapi batu tidak akan berubah dari keadaannya. Begitulah yang akan kita lihat terjadi pada Firaun, Raja Mesir, yang coba-coba menentang Tuhan Semesta Alam, Tuhan yang digambarkan nabi Musa dengan kata-kata seperti ini: “Dialah Batu Karang, sempurna segala pekerjaanNya dan adil segala jalannya.”
Pada pelajaran terakhir kita lihat bahwa Musa dan Harun diutus oleh Allah untuk membebaskan orang Israel dari perbudakan mereka di Mesir. Mereka berkata kepada Firaun:”Biarkanlah umatKu pergi untuk beribadah kepadaKu di padang gurun. Tapi Firaun menjawab: “siapakah Tuhan itu sehingga aku harus taat kepadaNya dan membiarkan orang Israel pergi? Jadi saudaraku, Firaun seperti sebutir telur waktu dia mencoba melawan perintah Tuhan untuk melepaskan umatNya.
Sekarang marilah kita lihat apa yang ditulis dalam kitab suci tentang bagaimana Firaun “bergulat” dengan Tuhan. Beginilah kisah yang terdapat dalam kitab Keluaran pasal 11 itu: Jadi seperti yang diperintahkan Tuhan, pergilah Musa dan Harun menghadap Firaun. Di hadapan Firaun dan para pegawainya, Harun membuang tongkat yang ia pegang, tongkat itu lalu berubah menjadi ular. Firaun tidak mau kalah, Ia lalu memanggil para penasehat dan tukang-tukang sihirnya, mereka pun membuang tongkat mereka ke tanah dan tongkat-tongkat lalu berubah menjadi ular juga, tapi tongkat Harun menelan tongkat pegawai-pegawai Firaun itu.
Saudaraku, ada hal yang penting di sini yaitu janganlah kita tertipu oleh Si Setan. Tentu saja, keajaiban tongkat Harun berubah menjadi ular terjadi karena kuasa Allah. Lalu kenapa tongkat tukang sihir dan pegawai Firaun juga bisa berubah menjadi ular?Apakah dengan kuasa Allah juga? Tentu saja tidak. Allah tidak mungkin melawan diriNya sendiri.. lalu darimana asalnya kuasa yang mengubah tongkat para tukang sihir dan pegawai Firaun? Dari Setan. Tapi saudaraku, lihatlah bahwa Allah lebih berkuasa dari si Setan, karena tongkat Harun menelan tongkat-tongkat yang lain. Jadi sekali lagi janganlah sampai kita tertipu oleh si Setan. Setan memang mempunyai kuasa tapi setan bukanlah yang Maha Kuasa.
Kitab suci sudah menunjukkan kepada kita, betapa liciknya Setan itu dan suka sekali menipu manusia. Dia juga punya kekuasaan dan dapat melakukan mujizat-mujizat. Meskipun begitu, kita sudah melihat dan seharusnya merasa yakin bahwa Allah lebih berkuasa dari Setan. Setan bisa saja sangat berkuasa, tapi Allah kita lebih lagi, sebab ia Maha Kuasa. Dalam cerita tongkat yang berubah menjadi ular, ke-Mahakuasaan Allah terlihat saat tongkat Harun menelan tongkat-tongkat para pegawai Firaun. Tapi, walau Firaun melihat hal itu terjadi di hadapan matanya, dia sama sekali tidak bertobat dan mau mendengarkan Sabda Allah.
Sekarang, mari kita lihat apa yang tertulis dalam kitab suci. Beginilah yang dikatakan di sana: “ 14 Kemudian TUHAN berkata kepada Musa, "Raja itu sangat keras kepala; ia tidak mau mengizinkan bangsa Israel pergi. 15 Sebab itu pergilah menemui dia pagi-pagi, pada waktu ia turun ke Sungai Nil. Bawalah tongkat yang dapat berubah menjadi ular itu dan tunggulah kedatangannya di tepi sungai. 16 Katakanlah kepada raja itu: TUHAN, Allah orang Ibrani, mengutus saya untuk menyampaikan kepada Tuanku supaya mengizinkan umat-Nya pergi untuk beribadat kepada-Nya di padang gurun. Tetapi sampai sekarang Tuanku tidak mau mendengarkan. 17 Sebab itu, TUHAN berkata begini, 'Dari apa yang Kulakukan nanti, engkau akan tahu bahwa Akulah TUHAN. Dengan tongkat ini saya akan memukul permukaan air sungai, dan airnya akan berubah menjadi darah….. 20 Musa dan Harun melakukan apa yang diperintahkan TUHAN. Di depan raja dan para pegawainya, Harun mengangkat tongkatnya dan memukul air Sungai Nil, maka airnya berubah menjadi darah. 21 Ikan-ikan di dalam sungai itu mati, dan baunya busuk sekali, sehingga orang Mesir tidak bisa minum air itu. Di seluruh tanah Mesir ada darah. 22 Tetapi para ahli sihir Mesir berbuat begitu juga dengan ilmu gaib mereka, sehingga raja tetap keras kepala. Seperti yang sudah dikatakan TUHAN, raja tidak mau mendengarkan Musa dan Harun. 23 Malahan ia pulang ke istana tanpa mempedulikan kejadian itu sedikit pun. 24 Semua orang Mesir menggali lubang di sepanjang tepi sungai untuk mencari air minum, karena air sungai itu tidak bisa diminum.
25 Tujuh hari lewat sesudah TUHAN mengutuki Sungai Nil. (8:1) Lalu TUHAN berkata kepada Musa, "Pergilah menghadap raja dan sampaikan kepadanya pesan-Ku ini: 'Izinkan umat-Ku pergi untuk beribadat kepada-Ku. 2 Jika engkau menolak, negeri ini akan Kupenuhi dengan katak sebagai hukuman. 3 Sungai Nil akan penuh dengan katak, sehingga binatang-binatang itu keluar dari air dan masuk ke dalam istanamu, ke dalam kamar tidur dan tempat tidurmu, ke dalam rumah-rumah para pejabat dan rakyat, bahkan ke dalam tempat pembakaran roti dan panci-panci.”
Tapi Firaun tidak mau mendengar peringatan Musa. Lalu 5 TUHAN berkata kepada Musa, "Suruhlah Harun merentangkan tongkatnya ke atas sungai-sungai, saluran-saluran dan kolam-kolam supaya katak-katak bermunculan dan memenuhi tanah Mesir." 6 Maka Harun mengacungkan tongkatnya ke atas semua air, lalu muncullah katak-katak memenuhi seluruh negeri. 7 Tetapi para tukang sihir memakai ilmu gaib mereka, dan juga membuat katak-katak bermunculan di negeri itu. 8 Raja memanggil Musa dan Harun, dan berkata, "Berdoalah kepada TUHAN supaya Ia melenyapkan katak-katak ini, maka aku akan mengizinkan bangsamu pergi untuk mempersembahkan kurban kepada TUHAN." 12…. Kemudian Musa berdoa kepada TUHAN supaya melenyapkan katak-katak yang didatangkan-Nya atas raja. 13 …dan katak-katak yang ada di rumah-rumah, di halaman-halaman dan ladang-ladang mati semua. 14 Orang Mesir mengumpulkan bangkai katak-katak itu sampai bertimbun-timbun, sehingga seluruh negeri berbau busuk. 15 Ketika raja melihat bahwa katak-katak itu sudah mati, ia berkeras kepala. Dan seperti yang sudah dikatakan TUHAN, raja tidak mau mempedulikan perkataan Musa dan Harun.
16 TUHAN berkata kepada Musa, "Suruhlah Harun memukul tanah dengan tongkatnya, maka di seluruh negeri Mesir debu akan berubah menjadi nyamuk." 17 Lalu Harun memukul tanah dengan tongkatnya, dan semua debu di Mesir berubah menjadi nyamuk yang mengerumuni manusia dan binatang. 18 Para ahli sihir berusaha memakai ilmu gaib mereka untuk juga mengadakan nyamuk-nyamuk, tetapi mereka tidak berhasil. Di mana-mana ada nyamuk, 19 sehingga para ahli sihir itu berkata kepada raja, "Ini perbuatan Allah." Tetapi raja itu berkeras kepala, dan seperti yang sudah dikatakan TUHAN, raja itu tidak mau mempedulikan perkataan Musa dan Harun.
Perhatikan saudara, perhatikanlah apa yang terjadi dengan paraahli sihir dan tenung Firaun. Mereka memang punya kekuatan untuk mengubah sedikit air menjadi darah dan membuat beberapa ekor kodok muncul, seakan-akan masih kurang malapetaka yang didatangkan oleh Harun dan Musa atas tanah Mesir dengan kuasa Allah. Tapi kuasa atau kekuatan sihir merka terbatas. Para ahli tenung dan sihir Firaun itu tidak sanggup melenyapkan tulah yang didatangkan Allah atas negeri itu. Lalu waktu Harun memukul tanah dengan tongkatnya,debu tanah berubah menjadi nyamuk, para tukang tenung itu mencoba melakukan hal yang sama dengan ilmu-ilmu mereka tapi tidak bisa... mereka lalu berkata kepada Firaun: "inilah tangan Tuhan."
Saudaraku, kekuatan atau ilmu sihir atau tenung hanya bisa melakukan hal-hal yang terbatas.. kekuatan di luar Allah tidak akan bisa melewati batas yang telah ditentukan Allah. Hanya Allah yang dapat melakukan segala sesuatu tanpa terbatas, sebab hanya Allah saja yang Maha Kuasa. Tukang tenung dan ahli-ahli sihir Firaun mulai menyadari hal ini, tapi Firaun tetap menolak untuk menundukkan diri kepada Allah.
Akibatnya, seperti yang dikatakan Kitab Suci, Allah masih mendatangkan 7 tulah/wabah lagi kepada Firaun dan rakyatnya dengan perantaraan Musa dan Harun. Sayang sekali waktu kita tidak banyak untuk membicarakan tulah ini satu demi satu… tapi bisa disebutkan di sini tulah apa lagi yang kemudian terjadi di tanah Mesir.
Tulah ke 4 berupa lalat pikat yang menutupi tanah, bahkan rumah di seluruh negeri Mesir. Tulah ke 5, penyakit sampar pada ternak sehingga banyak yang mati dari pihak orang Mesir, tapi tidak satu pun ternak orang Israel yang kena penyakit itu. Tapi Firaun masih tetap mengeraskan hatinya. Berikutnya yang ke 6, sakit cacar pada binatang dan manusia. Kata Kitab Suci: “Tukang-tukang sihir itu tidak bisa berdiri di hadapan Musa, karena merka pun terkena cacar, sama sepeprti orang Mesir lainnya. Lalu tulah ke 7 berupa hujan badai es. Hal ini belum pernah terjadi di Mesir. Lalu setelah ini selesai, negeri itu dipenuhi oleh belalang. Belalang-belalang ini menghabiskan apa yang masih tersisa dari hujan es. Itulah tulah yang ke delapan.
Pada tulah yang ke sembilan, Allah berkata kepada Musa,” Ulurkan tanganmu ke langit supaya kegelapan menutupi Mesir, sampai orang dapat meraba gelap itu.” Jadi selama 3 hari, tidak seorang pun dapat melihat apa-apa. Tapi di daerah di mana orang Israel tinggal ada cahaya. Tidak satu pun dari tulah yang didatangkan atas negeri Mesir menimpa mereka. Tapi kenyataan itu sama sekali tidak membuat berubah dari kekerasan hatinya atau bertobat. Malah dalam Kitab Suci kata-kata inilah yang diucapkan Firaun kepada Musa:”Firaun berkata kepada Musa,” enyahlah dari hadapanku, dan jangan sampai aku melihat engkau lagi, kalau engkau melihat wajahku sekali lagi, kau pasti mati.”
Saudaraku, masih ada satu tulah lagi yang akan datangkan atas Firaun dan rakyatnya, tapi tulah terakhir itu, insya Allah baru akan kita pelajari besok. Lalu apa intisari pelajaran kita hariu ini? Mungkin bisa dikatakan seperti ini, Firaun ibarat telur yang berkelahi dengan Allah yang kekuatan FirmanNya keras bagaikan batu.. Firaun mencoba berkelahi, memberontak melawan Allah.. tapi justru hancur dalam kesombongannya itu. Tidak ada seorang pun dapat menundukkan Allah. Lalu apa yang ingin Allah sampaikan pada kita lewat kisah ini? Nasihat dari kitab suci adalah:”hal ini terjadi sebagai contoh, dan ditulis untuk menjadi peringatan. Allah ingin memperingatkan kita, dan kita memperhatikan peringatanNya itu.
Saudaraku, anda yang mendengarkan acara hari ini, adakah anda memperhatikan perkataan Firman Tuhan? Apakah anda taat kepada sabda Allah? Yakinkah saudara bahwa bukan jalan dan ajaran nenek moyang saudara yang saudara ikuti? Atau saudara sedang mencoba-coba berkelahi dengan Allah?
Pendengar setia, manusia ibarat telur yang rapuh dan Sabda Allah seumpama batu cadas. Kata Kitab Suci:” semua manusia itu seperti rumput dan kemuliaanNya seperti bunga rumput di padang. Rumput lisut, bunga menjadi layu, tapi Sabda Allah tinggal tetap untuk selama-lamanya. Allah adalah batu cadas yang kuat, dan setiap orang yang membangun kehidupannya di atas batu cadas, memabangun di atas dasar yang teguh. Tapi kalau saudara menolak untuk membangun kehidupanmu di atas batu cadas Allah, suatu saat saudara akan tertimpa batu Sabda Allah, dan hal itu akan menghancurkanmu. Sebab tidak seorang pun dapat menyepelekan keberan Sabda Alalh dan lolos dari penghukuman.
Kita harus berhenti di sini. Terimakasih untuk kesediaan saudara bersama dengan kami. Dalam pertemuan berikut akan kita lihat apa yang telah Alalh buat sehingga akhirnya Firaun mau melepaskan orang Israel pergi. Saudaraku, bersama renungan ini, kami mendoakan berkat Allah turun atasmu, “Allah adalah batu karang yang teguh, sempurna segala pekerjaanNya, dan adil segala jalanNya. Allah yang setia, yang tidak berbuat salah, benar dan adillah Dia.