Jalan Ke Surga Telah Rata
Pembukaan : Assalam Alaikum W. W. saudara dan sahabatku pendengar sekalian... Inilah RAM yang disiarkan dari Saipan pada gelombang.....Terimalah salam kami dalam nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang. Allah yang selalu menginginkan setiap orang mengenali dan bertekun pada Jalan Lurus, jalan menuju surga yang telah dibuat-Nya. Di jalan itu Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang ingin setiap orang hidup dan berada dalam restu-Nya. Karena lewat jalan itu, manusia akan sampai kepada-Nya dalam damai yang sejati. Dalam acara Jalan ke Surga Telah Rata ini, kita akan bersama-sama menyelidiki kitab-kitab yang ditulis oleh nabi-nabi; yang menjelaskan bahwa ada jalan mulia yang telah Allah tetapkan sehingga umat manusia dapat diperhitungkan sebagai orang benar di hadapanNya.
Dalam pelajaran yang kita dengar pada siaran kemarin, kita telah melihat kembali kehidupan nenek moyang kita yang pertama, Adam dan Hawa. Juga keturunannya: Kabil, Habil, Enos, Nuh dan manusia lain yang hidup pada jaman mereka seperti Nimrod dan para pengikutnya yang membangun menara Babel. Lewat kehidupan mereka kita dapat melihat bahwa Tuhan itu Maha Benar dan Maha setia, dan Ia menyediakan jalan Lurus menuju surga bagi mereka yang mempercayai-Nya. Tapi dari awal hanya sedikit manusia yang percaya kepada Tuhan. Manusia yang diciptakan oleh Tuhan lebih banyak yang memilih mengikuti Setan dan Jalan Kesesatannya.
Hari ini kita sampai pada kisah tentang seorang yang sangat terkenal dalam kitab suci, dan yang mempunyai posisi khusus dalam rencana Allah melepaskan keturunan Adam dari hukuman kebinasaan karena dosanya. Dalam kitab suci orang ini disebut sebagai “sahabat Allah” dan “Bapak dari semua orang beriman”. Kira-kira anda sudah bisa menebak siapa orang ini? Ya, benar dia adalah nabi Ibrahim. Judul pelajaran kita hari ini adalah: “Abram dipanggil oleh Allah.” Dalam kitab suci banyak sekali diceritakan tentang orang ini. Dalam Kitab Nabi-nabi namanya disebut lebih dari 300 kali.Jadi insya Allah, dalam pelajaran ini dan yang akan datang, kita akan menyelidiki kitab suci menyangkut orang yang disebut-sebut sebagai Sahabat Allah ini. Apa saja yang bisa kita pelajari dari kehidupannya. Hari ini kita akan melihat tentang bagaimana Allah telah memanggil Ibrahim dan kenapa Ibrahimlah yang Allah pilih.
Saudaraku sekarang mari kita lanjutkan palajaran kita tentang Ibrahim, sahabat Allah ... saudaraku, mulanya nabi ini namanya bukan Ibrahim, tapi Abram. Allah sendiri yang mengganti namanya. Tapi soal itu, nanti pada pelajaran yang akan datang baru kita kupas.
Lewat pelajaran kitab suci dalam acara Jalan ke Surga Telah Rata ini, kita telah diberitahu bahwa Abram adalah keturunan Sem bin Nuh. Dari Nuh sampai ke Abram ada 10 generasi, sama seperti ada 10 generasi dari Nuh sampai ke nabi Ibrahim. Nama dari orangtua Abram adalah Terah. Abram masih punya 2 saudara laki-laki yang namanya Nahor dan Haran. Haran ini mati lebih dulu, tapi dia punya anak laki-laki namanya Lot. Lot dibesarkan dan tinggal bersama-sama Abram. Abram mempunyai istri bernama Sarai. Sebenarnya, Sarai itu saudara tirinya: bapak mereka sama, tapi dari lain ibu. Tak usah kaget, pada jaman itu, hal seperti itu bisa diterima. Tapi sampai Abram berumur 75 tahun, dia masih belum punya anak.
Abram dan Sarai tinggal di sebuah kota bernama Ur, kalau sekarang di dalam wilayah Irak. Kota Ur ini, tidak terlalu jauh dari kota Babel, tempat menara raksasa itu. Orang-orang di tempat tinggal Abram adalah penyembah-penyembah berhala, baik orang tuanya maupun Abram sendiri.. jadi sebenarnya, pertama-tama mereka tidak tahu apa-apa tentang kebenaran Allah. Tapi suatu hari Tuhan Allah menyatakan diri-Nya kepada Abram dan berbicara kepadanya. Saudaraku dan sahabatku, saudara harus mengerti bahwa pada masa itu Allah berbicara langsung kepada manusia, karena belum ada tulisan-tulisan para Nabi. Sekarang, Allah berbicara kepada manusia lewat kitab suci, yaitu pada saat kita membaca lalu merenungkan ayat-ayat dalam kitab suci, pada saat kita menenangkan jiwa dan merenungkan ayat-ayat suci itulah... Allah berbicara kepada kita.
Sekarang marilah kita dengarkan apa yang Tuhan bilang pada Abram. Tertulis dalam pasal 12:1, ”Lalu Allah berfirman kepada Abram, ‘tinggalkan negerimu, keluargamu, dan keluarlah dari rumah bapamu, pergilah ke daerah yang akan kutunjukkan padamu.’ Saudaraku, apa anda dengar yang dikatakan Allah kepada Abram itu? Allah menyuruh Abram untuk keluar dari rumah bapaknya, bilang selamat tinggal kepada sanak keluarganya, meninggalkan tanah kelahirannya, pindah ke daerah baru yang akanTuhan tunjukkan kepadanya. Kira-kira, kalau sabda seperti itu datang pada anda, apakah anda akan segera berkemas-kemas lalu pergi? Saya percaya tidak segampang itu kita menerima sabda Allah. Sebagai manusia, saya juga mengerti betapa sukarnya untuk kita meninggalkan semua yang kita miliki. Betul bukan? Tapi saudaraku..Allah sesungguhnya mempunyai rencana yang besar buat Abram.
II. Saudaraku inilah rencana Allah untuk Abram yang disuruhNya pergi dari kampung halamannya. Allah merencanakan supaya dari Abram lahir bangsa yang baru, bangsa ini akan menjadi sumber semua nabi dan juga juruselamat yang Tuhan janjikan. Itulah maksud Tuhan waktu mengatakan pada Abram: “Aku akan menjadikan engkau bangsa yang besar… dan engkau akan menjadi berkat….oleh karena engkau semua bangsa, semua orang di muka bumi akan mendapat berkat.”
Apa yang Tuhan katakan ini merupakan kebenaran yang besar. Sebab saudaraku, pada saat Allah beersabda tentang bangsa yang besar, sebenarnya Allah telah memilih Abram untuk menjadi bapak dari para nenek moyang sang pembebas yang akan datang ke dunia. Sang Pembebas ini ditakdirkan untuk menjadi Juruselamat bagi semua manusia di dunia, jadi semua orang yang percaya padanya, dapat luput dari penghukuman yang harus ditanggung oleh Setan dan pengikutnya di dalam api neraka. Nah, saudaraku.. sekarang bisa kita lihat bahwa waktu Adam memanggil Abram, Allah sesungguhnya sedang bergerak makin mendekati pemuhan janjiNya untuk mengirimkan seseorang mejadi juruselamat bagi manusia yang berdosa ke dalam dunia. Juruselamat yang dijanjikan Allah bukan Abram, tapi ada orang lain.. orang ini akan merupakan keturunan Abram..... tapi janji ini, punya syarat.. kira-kira apa syaratnya, saudaraku? Syaratnya adalah : meninggalkan semuanya: keluarga, suku, tanah, rumah, pokoknya semua harus ditinggalkan. Dan ini tidak main-main, karena kalau sudah pergi, sama sekali jangan pikir untuk kembali. Dan jangan lupa itu juga berarti meninggalkan kepercayaan, atau agamanya yang lama yang percaya kepada roh-roh, gunung, batu, pohon dsb. Wah.... berat sekali ini syarat ini buat kebanyakan orang. Apakah kira-kira Abram akan menuruti syarat Allah itu? Saudaraku, Abram mau menerima syarat itu. Alhamdulilah. Kata kitab suci: “lalu Abram pergi, seperti yang diperintahkan Allah kepadanya.”
Kira-kira, saudara bertanya tidak.. kenapa Abram mau menerima syarat Allah dan meninggalkan kampung halamannya dan semua yang berhubungan dengan asal-usulnya? Selain itu, Abram sama sekali tidak diberitahu di mana tempat tujuannya kalau dia mengikuti perintah Allah itu. Hanya satu hal saja yang harus selalu kita ingat: Abram percaya pada sabda Allah. Abram percaya Allah akan menepati janjiNya yaitu: “keluar! Aku akan memberkati engkau!” Dan memang terbukti benar, Allah dalam kesetiaanNya, memimpin perjalanan Abram sampai dia tiba di sebuah tempat bernama Kanaan, yang sekarang disebut Israel.
Lalu kitab suci berkata: “Abram berjalan melintasi daerah itu, dan pada saat itu orang Kanaan masih tinggal di sana. Lalu Tuhan menampakkan diri pada Abram dan berkata: Aku akan memberikan seluruh tanah yang kau lihat ini, kepadamu dan keturunanmu. Aku akan membuat keturunanmu seperti debu tanah. Kalau ada yang dapat menghitung debu tanah, maka keturunanmu pun akan dihitung.’ Saudaraku, lihatlah kebaikan Allah pada Abram.. Allah bukan hanya menjanjikan akan membuat Abram nenek moyang dari sebuah bangsa yang besar, tapi juga sebuah wilayah, artinya Allah menjanjikan Abram sebuah negara.
Tapi ada hal yang menganjal, mengganggu akal manusia kita kalau kita ada di tempat Abram. Allah menjanjikan padanya dua hal yang sangat hebat: menjadi nenek moyang sebuah bangsa, dan mendapatkan sebuah wilayah.... tapi, Abaram sendiri tidak punya anak. Bangaimana mungkin janji-janji itu bisa terlaksana kalau hal yang paling pentig dari janji itu, tidak ada?
Saat itu, Abram sudah berumur 75 tahun dan istrinya 65 tahun. Mereka sudah tua. Mana mungkin orang-orang yang sudah “bau tanah” seperti mereka punya keturunan lagi? Apalagi untuk memenuhi tanah Kanaan itu, tentunya harus ada banyak anak yang lahir, ‘kan? Jadi bagaimana Allah bisa memenuhi janjiNya itu pada Abram? Kita akan melihat tentang hal itu pada pelajaran yang akan datang..
Saudaraku, sudah hampir tiba waktu kita untuk berpisah, tapi sebelum itu kita akan melihat kembali apa yang sudah kita pelajari hari ini: yang pertama adalah tentang kenapa Allah memanggil Abram untuk keluar dari rumah orangtuanya dan pindah ke tempat yang baru.. Alasannya adalah: Karena Allah ingin membuat Abram menjadi bangsa, bukan cuma keluarga yang besar. Bangsa yang baru.. yang berasal dari satu nenek moyang. Lalu yang ke dua: Kita telah belajar tentang kenapa Allah ingin menjadikan keturunan Abram sebuah bangsa yang besar. Itu karena Allah ingin dari bangsa yang baru ini akan muncul nabi-nabiNya, akan ada kitab suci, dan seorang pembebas akan lahir dari keturunan Abram ini. Jadi dapat dikatakan bahwa: Pada saat Allah memanggil Abram, Allah sedang bergerak maju dengan rencana-Nya untuk mengutus ke dalam dunia, seorang penyelamat bagi orang-orang berdosa. Janji yang dikatakan Allah sendiri pada Adam dan Hawa saat mereka terusir dari taman Firdaus. Dua ribu tahun kemudian, pada jaman Abram, kita melihat satu hal lagi, yaitu hal yang terakhir untuk kita renungkan dari pertemuan hari ini. Hal terakhir itu adalah: Allah tidak pernah melupakan janjiNya.
Baiklah saudaraku, sampai di sini saja pertemuan kita hari ini.. Kiranya berkah Allah ada pada kita, dan waktu kita berpisah nanti, dan mari, renungkanlah kebaikan Allah yang telah kita lihat.. wassalamulaikum wr.wb.