Jalan Ke Surga Telah Rata
Ass, wr, wb, saudara-saudara dan sahabat-sahabatku semoga damai menyertai para pendengar sekalian. Terimalah salam kami dalam nama Allah pemberi damai yang menginginkan setiap orang memahami dan mematuhi jalan kebenaran yang Dia telah buat, dan memperoleh damai yang sejati bersama-Nya selama-lamanya. Kami merasa gembira bisa kembali hari ini bersama anda untuk menyuguhkan acara atau program tentang Jalan Kebenaran.
Pada program yang lalu, kita temukan bahwa Yesus Mesias memiliki kuasa melebihi kuasa para nabi biasa. Yesus penuh dengan kuasa Allah. Dialah tubuh manusia yang penuh dengan kuasa Allah. Dialah tubuh manusia yang penuh dengan kuasa Allah! Itulah sebabnya, Ia dapat meredakan badai, mengusir roh jahat / iblis, menyembuhkan penyakit dan yang buta, dan bahkan membangkitkan orang mati.
Hari ini kita akan lanjutkan menelaah pelajaran kitab Injil mendengar bagaimana Tuhan Yesus mengajar orang banyak lewat kisah-kisah perumpamaan. Yesus saling mengungkapkan kebenaran lewat perumpamaan, karena kebanyakan orang yang mengikuti Dia tidak terlalu ingin mengetahui Firman Tuhan. Yang mereka inginkan hanyalah supaya Yesus menyembuhkan tubuh mereka dari penyakit, tetapi tidak ingin menyembuhkan jiwa mereka dari dosa. Juga mereka membuntuti Yesus, seperti kumpulan hewan pemakan bangkai, kemudian para pemimpin agama mendengar-Nya hanya mencari-cari kesempatan untuk menyalahkan-Nya. Pada saat mereka berada di sekitar-Nya, Yesus akan berbicara kepada orang banyak dalam bentuk perumpamaan. Ia akan menunggu sampai Ia sendirian dengan pengikut-pengikut-Nya yang setia untuk menjelaskan arti perumpamaan-perumpamaan itu.
Allah menginginkan setiap orang mengetahui kebenaran dan diselamatkan, tetapi jika hati kita keras, Allah tidak akan mengungkapkan kebenaran-Nya kepada kita. Allah ingin kita mencari kebenaran, seperti kebanyakan orang mencari kekayaan! Nabi Salomo menulis: "Jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak dan mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan Tuhan dan mendapat pengenalan akan Allah.(Amsal 2:4 – 5)
Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara mengharapkan kebenaran Allah lebih dari uang atau berbagai jenis kekayaan lainnya? Apakah kebenaran Firman Allah menempati bagian penting dalam pikiran dan hatimu? Mungkinkah saudara tidak mengetahui kondisai hati saudara yang sebenarnya dihadapan Allah. Selanjutnya dengarkan baik-baik perumpamaan Tuhan Yesus tentang seorang penabur.
Kita baca didalam kitab Injil Lukas, pasal 8, Injil berkata:
Apakah saudara memahami arti dari perumpamaan tentang seorang penabur. Dalam perumpamaan ini, kita kita lihat benih dan tanah. Apa arti benih itu? Apa yang Tuhan Yesus katakan? Dia berkata: Benih itu ialah Firman Allah yang benar. Bagaimana dengan tanah itu? Apa artinya? Tanah artinya hati manusia.
Ya, Firman Allah seperti benih yang baik, sebab Ia hidup dan memiliki kekuatan untuk membawa kehidup yang kekal selamanya dan berkat yang sungguh-sungguh didalam hatimu, dalam kehidupanmu. Tetapi hati manusia seperti tanah yang bisa keras dan kering. Mari kita berpikir sejenak mengenai hal ini. Berapa macam tanah yang kita lihat / temukan dalam perumpamaan ini? Kita lihat benih itu jatuh keatas empat jenis tanah:
Pertama Yesus mengajarkan bahwa banyak orang di dunia ini memiliki hati seperti tanah yang keras yang diatasnya orang-orang berjalan. Beberapa hati manusia sekeras beton. Jika sebutir benih jatuh pada tanah yang keras – apa yang akan terjadi? Akankah ia tunbuh hidup dan menghasilkan buah? Tidak, ia bahkan tidak dapat mulai berakar. Orang-orang hanya akan menginjaknya. Dan burung-burung di udara akan memakannya. Ini seperti hati dari kebanyakan orang. Orang-orang dengan hati seperti tanah yang keras adalah mereka yang tidak memperhatikan tulisan para nabi dan sebagai akibatnya mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat Dunia. Mereka hanya peduli pada ide-ide atau gagasan-gagasan mereka sendiri dan tradisi-tradisi nenek moyangnya. Firman Allah yang benar tidak dapat menghasilkan kehidupan dalam hati mereka, seperti sebutir benih yang jatuh diatas tanah yang kers yang tidak dapat menghasilkan kehidupan.
Mengenai jenis tanah yang kedua diceritakan oleh Yesus , berbatu-batu dan kurus. Tanah yang berbatu-batu itu menggambarkan hati seorang yangmendengar Firman Allah dan menerimanya langsung dengan sukacita, tetapi hal itu tidak berlangsung lama, karena Firman Allah tidak berakar dalam hati orang itu. Manusia macam ini berkata bahwa; Ia percaya, tetapi pada saat beberapa cobaan datang atau ia dianiaya karena Kebenaran Firman, ia berbalik dari kebenaran itu. Banyak yang seperti ini. Firman Allah tidak memiliki akar yang dalam di hati mereka, karena mereka lebih suka pujian manusia daripada pujian Allah. Akibatnya, Firman Allah tidak berarti bagi mereka, seperti halnya benih yang jatuh diatas tempat yang berbatu-batu, tidak berguna.
Jenis tanah yang ketiga penuh dengan duri. Apa yang terjadi pada saat benih itu jatuh diantara duri-duri? Akankah ia berbuah? Tidak, tidak akan! Duri itu akan menghancurkannya sebelum ia berbuah. Tanah yang berduri menggambarkan hati seorang yang mendengarkan Firman Allah, tetapi perhatian terhadap dunia dan melihat / kecurangan terhadap kekayaan dan ketamakan meliputinya, merusak Firman sehingga menjadikannya tidak produktif. Banyak anak Adam memiliki hati seperti tanah yang berduri. Mereka berpikir: "Ya, suatu hari, saya akan mulai membaca tulisan-tulisan para nabi. Pada saat saya punya waktu, saya akan mendengarkan Firman Allah, Insya Allah!" {Arab: jika Allah berkenan atasnya}. Tetapi iblis tahu dengan baik bahwa orang –orang seperti itu tidak akan pernah berusaha untuk mengganti Firman Allah. Setiap hari, masalah-masalah dan kebutuhan akan menguasai hati dan pikirannya. Mereka harus bekerja, menghasilkan uang, pergi ke pasar, berbelanja, menjual, belajar, tidur, dan seterusnya. Inikah yang saudara alami? Apakah hidup saudara penuh keinginan dan karunia itu saudara belum pernah mempunyai waktu untuk mencari Kebenaran Allah dengan segenap hati saudara? Ingat bahwa hari maut akan datang secara tiba-tiba dan mengantarmu pada keabadian. Pada hari itu, saudara akan mengetahui apa itu kebenaran dan apa kebohongan, tetapi mengetahui kebenaran yang engkau sendiri tidak cari ataupun patuhi selama hidupmu akan menjadi tidak berharga bagimu, sebab waktu pertobatan akan hilang dan saudara akan hilang selamanya!
Tanah yang keempat adalah tanah yang bagus. Benih yang ditaburi petani ke dalam tanah yang bagus, terolah baik, berakar baik dan tumbuh serta menghasilkan panen yang berlimpah-limpah sehingga para petani mendapat seratus kali lebih banyak dari yang ditaburnya. Tanah bagus yang menerima benih itu menggambarkan seorang yang mendengarkan Firman Allah dan memeliharanya dalam hati mereka yang jujur, sehingga menghasilkan hidup dan penuh kuasa dan akan menghasilkan kehidupan yang abadi dan kebenaran hidup dalam semua orang yang menerima-Nya dengan kerendahan dan kejujuran hati.
Itulah secara ringkas apa yang Yesus ajarkan dalam perumpamaan tentang seorang penabur. Firman Allah adalah seperti benih yang baik dan hati kita seperti tanah yang keras. Apa yang harus dilakukan sebelum benih itu ditaburkan kedalm tanah yang keras? Seseorang harus membajaknya, seperti yang diketahui para petani. Sama halnya, hati yang menyenangkan Allah adalah hati yang hancur dan patah, bersiap menerima benih yang bagus dari Firman Allah. Hati yang menyenangkan Allah adalah hati yang menerima Firman Allah dalam kerendahan dan kepercayaan. Itulah yang dinyatakan Injil ketika ia berkata: "Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata… buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang amat banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam didalam hatimu, yang brkuasa menyelamatkan jiwamu," (Yak 1: 19, 21)
Bagimana kondisi hati saudara? Apakah saudara memiliki hati yang lemah lembut, siap menerima apa yang Allah katakan dalam Injil suci lewat nabi- nabi-Nya? Apakah Firman Allah bertumbuh dalam hati saudara? Ataukah saudara memiliki hati seperti tanah yang keras, berbatu, dan berduri? Firman Allah adalah benih yang baik, tetapi ia hanya menghasilkan kehidupan dan berkat dalam hati mereka yang benar-benar mempercayainya dan mematuhinya. Sekarang marilah kita dengarkan "perumpamaan penabur" lainnya yang diceritakan Yesus pada orang banyak. Ini adalah perumpamaan tentang lalang / rumput liar. Injil berkata:
Didalam perumpamaan tentang lalang, Tuhan Yesus membandingkan dunia dengan sebuah ladang gandum. Penabur menggambarkan Yesus sang Mesias. Gandum yang tumbuh diladang menggambarkan mereka yang adalah anak Allah, karena kepercayaan mereka pada kabar baik tentang Mesias. Musuhnya yang menabur lalang diantara gandum adalah iblis. Lalang-lalang itu adalah mereka yang bukan kepunyaan Allah karena mereka belum menerima Kabar Baik tentang Mesias. Hasil panennya adalah Hari Penghakiman. Gandum yang disimpan didalam lumbung penyimpanan menggambarkan mereka yang memiliki hak untuk tinggal di dalam hadirat Allah selamanya.Tetapi lalang yang dikumpul dan dibakar seseorang menggambarkan mereka yang nantinya akan dilemparkan kedalam api abadi.
Sahabat-sahabatku, para pendengar yang budiman, bagaimana dengan saudara? Apakah saudara seperti gandum itu? Ataukah seperti lalang itu? Selidiki hatimu! Hari Penghakiman akan datang! Sang Hakim sudah diambang pintu! Apakah saudara memiliki kepercayaan diri untuk menghadapi Sang Hakim di hari Penghakiman? Saudara tidak perlu takut pada hari itu jika saudara percaya di dalam hati saudara Kabar Baik dari Dia yang datang untuk menyelamatkan saudara dari neraka yang abadi. Dengarkan apa yang dinyatakan Yesus Sang Mesias mengenai Hari Penghakiman. Dia berkata, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup!" (Yohanes 5: 24) Amin.
Terima kasih karena sudara telah mendengarkan siaran kami. Pada waktu berikutnya, Insya Allah, kita akan melanjutkan menelaah Injil dan melihat bagaimana Yesus secara ajaib memberi makan lebih dari lima ribu orang hanya dengan lima potong roti dan dua ekor ikan.
Kiranya Tuhan memberi saudara pengertian terhadap semua yang telah audara dengarkan hari ini sambil mengingat kata-kata Tuhan Yesus:
"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
(Matius 13: 43)