Jalan Ke Surga Telah Rata
Salam Pembukaan: Seperti yang sudah diberitahukan kepada anda, ada lima kitab yang terdapat dalam kitab Taurat, yang ditulis oleh nabi Musa. Dalam program yang terakhir kita telah mengakhiri kitab pertama yaitu kitab Kejadian, dan telah melihat garis besar dari kitab yang ke dua, yang dinamakan kitab Keluaran. Doa kami adalah agar pikiran dan hati kita terbuka untuk menerima terang ilahi saat kita membaca buku yang memuat begitu banyak nasehat-nasehat yang berguna.
Dalam bagian terakhir kitab Kejadian cerita kita selesai saat keturunan Ibrahim, Isak dan Yakub telah tinggal di Mesir, jauh dari Kanaan negri yang dijanjikan Allah akan menjadi milik mereka. Kitab kedua yaitu kitab Keluaran, dimulai dari peristiwa tinggalnya keturunan Ibrahin di Mesir.
Dalam pasal 1 Keluaran, tertulis begini: (Keluaran 1:1-14)
Saudaraku, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan di sin. Masih ingat tidak, bahwa waktu pertama kali Allah menyatakan rencanaNya membangun sebuah bangsa yang baru, itu dimulai dengan dua orang yang sudah tua: Ibrahim dan Sarai istrinya. Isak lahir waktu Ibrahim berumur 100 tahun, lalu dari Isak lahir Yakub, dari Yakub lahir 12 orang anak, waktu mereka harus pindah ke Mesir, mereka hanya 70 orang. Tapi sekarang, setelah kira-kira 300 tahun, jumlah mereka sudah lebih dari sejuta orang. Bahkan waktu Firaun, raja Mesir membuat hidup mereka menderita, menjadikan mereka sebagai budak untuk rakyatnya, dengan maksud supaya orang Israel habis, Allah tetap setia pada janjiNya. Allah terus menolong orang Israel, sehingga mereka bukannya berkurang, malah bertambah banyak. Saudaraku, lihatlah kebenaran ini: Allah itu sungguh setia. Dia tidak pernah mel;upakan apalagi menyangka dari janjiNya. Allah pasti akan menggenapi apa yang Dia janjikan, meskipun bagi manusia rasanya lambat sekali. Seperti contih yang kita lihat ini, masa yang terbentang dari janji kepada Ibrahim sampai orang Israel menjadi sebuah bangsa di negeri Mesir lebih dari 500 tahun.. tapi bukankah Allah terbukti memenuhi janjiNya?
Lalu, saudaraku.. Firaun yang menjadi marah karena tidak berhasil menekan jumlah orang Israel dengan menjadikan mereka budak, sekarang mempunyai rencana baru. Rencana yang sangat jahat, yaitu untuk membuang semua bayi laki-laki Israel ke dalam sungai Nil.
Tahukah saudara dari mana asal rencana itu? Dari Setan. Setan tahu kalau bangsa Israel tidak dihancurkan, maka dia sendiri yang kan mengaalami kehancuran, karena setan tahu bahwa Allah telah berjanji akan mengutus seorang juruselamat ke dalam dunia. Seorang juruselamat yang akan membebaskan keturunan Adam dari kuasa atau hukuman dosa dan neraka. Dan Setan juga tahu bahwa juruselamat itu akan datang ke dalam dunia lewat bangsa Israel. Inilah sebabnya, kenapa Setan memperalat Firaun dan dengan segala cara berusaha menghapuskan orang Israel dari muka bumi, termasuk dengan menyuruh membuang bayi-bayi laki-laki ke dalam sungai Nil. Tapi apakah Allah akan berdiam diri saja menghadapi rencan jahat itu?
Saudaraku, Allah yang lebih berkuasa dan kuat dari Setan, punya rencana sendiri di dalam rencana Firaun itu. Rencana Allah adalah untuk membangkitkan sorang pahlawan dari tengah bangsa Israel. Seorang pahlawan yang bernama Musa. Dalam pasal ke dua Kitab Keluaran, tertulis kisah mengenai kehidupan Musa pada masa kecil: (Keluaran 2:1-10)
Itulah kisah kelahiran Musa. Renungkanlah ini saudaraku: betapa dalam hikmat Allah. Ketika bayi-bayi laki-laki lain dibunuh, Allah mengatur supaya bayi Musa berada di tempat yang paling baik dan paling aman, yaitu istana Firaun sendiri. Dengan memakai anak perempuan Firaun sebagai perantara, Allah mempersiapkan Musa untuk menjadi pemimpin, yang akan membawa bangsa Israel kepada kebebasan, kemerdekaanNya. Dikatakan dalam Kitab Suci : “Musa dididik dan segala pengetahuan orang Mesir, dan ia sangat berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.” Tapi perjalanan Musa masih panjang sebelum akhirnya dia menjadi seorang pemimpin bagi bangsa Israel.
Dikatakan juga dalam Kitab Suci: (Kel 2:11-15) Saudaraku, betapa sering kita melakukan hal-hal secara gegabah.. seperti Musa ini. Maksudnya, kita sering melakukan sesuatu dengan kekuatan kita sendiri. Dalam hal Musa, Allah memnag memilih dia untuk menjadi seorang pemimpmpin yang akan membawa kemerdekaan bagi bangsanya, tapi kemerdekaan itu terjadi bukan karena kekuatan Musa, melainkan karena kuasa Allah. Musa sendiri hanya manusia biasa yang tidak punya kuasa melepaskan bangsanya dari tangan Firaun kecuali jika Allah memberikan kuasa untuk melakukan hal itu kepadanya.
Akibat dari tindakan Musa yang mencoba membela bangsa Israel dengan kekuatannya sendiri adalah, dia diusir dari Mesir dan harus tinggal di padang pasir negeri Midian selama 40 tahun.. Dalam Kitab Suci dikatakan bahwa “siapa yang bisa dipercaya dalam hal-hal yang kecil, juga bisa dipercaya dalam hal-hal yang besar.” Di daerah kering gersang itu, Allah mempunyai banyak pelajaran yang harus Musa pelajari, sebelum dia benar-benar memulai tugas yang sudah Allah tetapkan akan menjadi tanggung jawabnya. Jadi, selama 40 tahun Musa tinggal di tanah Midian, menikah dan mempunyai dua anak.. Musa belajar atau mempersiapkan diri menjadi pemimpin umat Israel dengan menjadi gembala bagi ternak kepunyaan mertuanya. Itulah cara Allah mengajar dan mempersiapkan Musa untuk melakukan tugasnya nanti.
Lalu dikatakan selanjutnya dalam Kitab Suci, (Keluaran 2:23-25)
Tidak bisa disangkal, saudaraku, bahwa penderitaan orang Israel sangat berat, dan mereka harus mengalaminya begitu lama. Tapi seperti yang kita baca dari Kitab Suci tadi, Allah tidak melupakan mereka. Meski pun mereka tidak lebih baik dari bangsa-bangsa yang lain, tapi yang harus kita perhatikan adalah pihak Allah-nya, bukan pihak orang Israel… Allah merencanakan melepaskan mereka dari tangan Firaun adalah karena kesetiaan-Nya dan pengasihan-Nya. Coba kitabaca lagi ayat yang terakhir tadi: “Allah mendengar seruan mereka, lalu teringatlah Ia kepada perjanjian-Nya dengan Ibrahim, Isak dan Yakub,” ini menunjukkan kesetianNya… “Lalu Allah memandang mereka dan mengasihani mereka”.. ini menunjukkan pengasihan-Nya.
Saudaraku, Allah yang setia dan penuh belas kasihan mengingat perjanjian yang telah dibuat-Nya dengan Ibrahim, waktu Ia mengatakan: “ Aku akan menjadikan Engkau suatu bangsa yang besar………. Dan semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat melalui engkau.” “Keturunanmu akan menjadi pendatang di sebuah negeri asing, dan mereka akan menjadi budak dan sengsara di sana selama 400 tahun. Tapi Aku akan menghukum bangsa yang memperbudak mereka itu, dan setelah itu mereka akan ke luar dengan membawa banyak jarahan.
Dalam pelajaran yang akan datang, insya Allah akan kita lihat bagaimana Allah menampakkan diri kepada Musa dengan cara yang luar biasa dan memanggil Musa ke Mesir untuk membebaskan orang Israel dari perbudakan mereka, seperti janji-Nya kepada Ibrahim. Terimakasih saudakaku, bahwa anada telah bersama kami hari ini. Kami ucapkan selamat berpisah dengan kutipan dari kitab Zabur :
“Bersyukur kepada Allah, serukanlah namaNya. Perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Ia ingat selama-lamanya akan perjanjiannya. pada Firman yang diperintahkannya pada seribu generasi, pada perjanjian yang dibuat-Nya dengan Ibrahim , pada sumpah-Nya kepada Isak.”