Jalan Ke Surga Telah Rata
Ass. Wr. Wb saudara dan sahabatku pendengar sekalian... Terimalah salam kami dalam nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang. Allah yang selalu menginginkan setiap orang mengenali dan bertekun pada Jalan Lurus, jalan menuju surga yang telah dibuat-Nya. Di jalan itu Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang ingin setiap orang hidup dan berada dalam restu-Nya. Karena lewat jalan itu, manusia akan sampai kepada-Nya dalam damai yang sejati. Dalam acara Jalan ke Surga Telah Rata ini, kita akan bersama-sama menyelidiki kitab-kitab yang ditulis oleh nabi-nabi; yang menjelaskan bahwa ada jalan mulia yang telah Allah tetapkan sehingga umat manusia dapat diperhitungkan sebagai orang benar di hadapanNya.
Dalam pelajaran kita yang lalu tentang kitab suci taurat, kita lihat bahwa setelah Adam dan Hawa memberontak, mulai saat itu juga mengatakan rencanaNya untuk mengutus ke dalam dunia seorang pembebas agung yang akan melepaskan manusia dari kuasa setan dan neraka. Kita juga melihat bagaimana Allah menolak usaha mereka untuk menutup tubuh mereka dengan daun-daun yang mereka rangkai. Allah ingin mengajar Adam dan Hawa bahwa manusia tidak bisa menutupi rasa malu mereka di hadapan Allah, hakim yang maha suci dengan usaha mereka sendiri. Hanya Allah yang dapat menyelamatkan mereka dari hukuman akibat kesalahan mereka.
Dan cara yang ditunjukkan Allah kepada Adam dan Hawa adalah dengan membunuh binatang dan mengambil kulitnya, dan menjadikan itu pakaian bagi mereka. Tapi yang penting adalah bahwa Allah dengan membunuh binatang itu telah melakukan korban darah yang pertama. Sesungguhnya korban darah inilah yang menutupi rasa salah dan malu Adam dan Hawa. Kita juga mendengar bahwa sejak saat itu ada dua garis keturunan manusia di bumi yaitu golongan orang-orang yang percaya kepada sabda Allah, dan golongan yang menolak sabda Allah.
Hari ini kita akan mempelajari pasal keempat buku kejadian, tentang dua anak Adam dan Hawa yaitu Kabil yang menolak untuk percaya kepada Allah dan Habil yang percaya terhadap Allah. Pada pasal keempat itu tertulis : “kemudian Adam bersetubuh dengan Hawa istrinya, dan hamillah wanita itu”. Ia melahirkan seorang anak laki-laki dan berkata “dengan pertolongan Tuhan aku telah mendapat seorang anak laki-laki”. Maka dinamakannya anak itu Kabil. Lalu Hawa melahirkan seorang anak laki-laki lagi namanya Habil. Habil itu menjadi gembala domba, tetapi kabil menjadi petani.
Kita juga tahu bahwa Adam dan Hawa tidak lagi boleh tinggal dalam taman firdaus karena pemberontakan mereka. Anak-anak Adam dan Hawa juga adalah pemberontak seperti orang tua mereka. Pilihan Adam untuk memberontak terhadap Allah menular seperti penyakit pada ke 2 canaknya. Dan seperti kata pepatah, seperti bapak begitu juga anaknya. Kabil dan Habil mengikuti jejak Adam, mereka juga tidak bisa kembali ke dalam Taman karena mereka seperti bapaknya, Adam. Kitab Suci berkata : “Adam mempunyai anak-anak yang persis seperti dia”.
Anak-anak Adam makin besar dan makin pandai. Kabil misalnya dia belajar bertani dan mau bekerja keras dengan tekun. Kabil menjadi seorang gembala. Dua-duanya tahu tentang Allah. Mereka tahu bahwa Allah ada. Dia suci dan tidak bisa menerima pelanggaran terhadap hukumNya. Dan keduanya sebenarnya tahu bagaimana mendekati Allah, yaitu dengan jalan memberikan korban darah, seperti yang Allah sendiri telah tunjukkan pada Adam dan Hawa.
Lalu pada suatu hari, Kabil dan Habil memutuskan untuk menyembah Allah dan mempersembahkan korbanNya. Begini kata kitab suci tentang hal itu : “Setelah beberapa lama, Kabil mengambil sebagian dari panennya lalu mempersembahkannya kepada Allah. Tapi Habil mengambil anak domba yang sulung dari salah ternaknya, menyembelihnya, lalu mempersembahkannya. Tuhan senang kepada Habil dan persembahannya tetapi menolah Kabil dan persembahannya. Kabil menjadi sangat marah dan mukanya geram.
Mari kita renungkan apa yang terjadi. Ada 2 orang yang ingin menyembah Allah. Dua-duanya mempersembahkan korban tapi hanya persembahan satu orang saja yang diterima Allah. Persembahan Habil. Apa saudara tahu apa sebabnya? Kenapa Allah menolak persembahan Kabil? Apa karena Allah tidak suka buah-buahan dan sayur-sayuran? Tidak, saudara bukan itu alasannya. Tapi begini, Habil membawa kepada Allah korban yang Allah tuntut untuk pengampunan kesalahan-kesalahan Habil, tapi Kabil membawa korban yang lain. Sedang yang Allah tuntut sebagai syarat dari orang yang mau memohon agar dosanya diampuni, adalah tercurahnya darah yang merupakan pengganti atau tumbal hidupnya dari binatang yang tidak bersalah. Hanya darah yang dapat menjadi ganti pelanggaran yang telah dilakukan, pelanggaran apa saja.
Habil mempercayai Allah dan membawa kurban darah persis seperti yang Allah tuntut. Itulah juga yang dikatakan dalam kitab suci : “dengan iman Habil mempersembahkan kepada Allah kurban yang lebih baik dari kurban Kabil “. Oleh karena iman Habil yang ditunjukkan lewat kurbannya, ia diterima sebagai orang yang benar dihadapan Allah. Dari apa yang terjadi dengan orang tuanya Habil tahu bahwa kurban darah sangat penting untuk mendapatkan pengampunan. Ingatlah anda bahwa kitab suci berkata : “tanpa kurban darah, tidak ada pengampunan”. Habil mengerti maksud Allah, dan mempercayainya.
Lalu apa artinya mempercayai Allah ? Mempercayai Allah berarti menaruh keyakinan tehadap Allah, sehingga kita dapat menuruti kehendakNya. Percaya pada Allah berarti menerima dengan hati terbuka bahwa sabda Allah itu benar. Kalau anda bilang: “saya percaya pada Allah” tapi tidak percaya pada apa yang dikatakan Allah dalam kitab suci, maka kepercayaan anda pada Allah diragukan. Kalau anda percaya pada Allah, anda akan melakukan perintah dan kehendakNya. Tapi kalau anda tidak percaya, maka anda bukan cuma menolak perintahNya, tapi sebenarnya anda sedang menolak Allah. Sebab Allah dan SabdaNya adalah satu.
Kurban Habil diterima Allah karena dia percaya pada sabda Allah, dan kurban Kabil ditolak karena Kabil hanya pura-pura percaya. Dalam tulisan-tulisan para Nabi, Allah memberitahukan bahwa bila seseorang melanggar perintah Allah itu berarti orang itu telah menyinggung hati Allah. Dan mereka yang menyinggung hatiNya tidak bisa terus tinggal dekat Allah. Mereka terbuang dari hadapan Allah, diperhitungkan sebagai musuh Allah. Dan untuk berdamai dengan Allah lagi, harus ada darah yang tertumpah, karena akaibat dari dosa adalah kematian.
Sahabatku, pengampunan untuk pelanggaran yang kita lakukan terhadap Allah yang Maha Suci tidak bisa terjadi berdasarkan rencana atau cara manusia, tapi rencana dan cara Allah. Pelangggaran mengakibatkan kematian, tapi Allah karena pengasihanNya mengijinkan seekor binatang yang tidak bersalah mati sebagai ganti kematian orang yang melakukan pelanggaran. Mengertikah anda hal ini ? Kitalah yang seharusnya mati waktu kita melanggar perintah Allah, tapi Allah sangat mengasihi kita, sehingga Dia membiarkan seekor binatang mati sebagai ganti diri kita. Dengan berdasarkan hal ini, Allah membuat bagi manusia cara untuk menerima pengampunan tanpa harus mati karena kesalahan yang dibuat.
Nanti akan kita lihat, pada pelajaran yang mendatang bahwa kepada Nabi Musa Allah memberikan suatu aturan yang tidak bisa dirubah-rubah tentang persembahan kurban yang harus dibuat untuk bermacam-macam kesalahan dan pelanggaran terhadap hukum Allah. Bermacam-macam persembahan kurban itu didasarkan pada hal ini: yaitu darah binatang dapat menjadi pengganti darah manusia yang bersalah. Karena kurban darah itu, Allah dapat bersabar terhadap Adam dan keturunannya, dan darah itu menutupi pelanggaran mereka, setidaknya untuk sementara. Karena bagaimanapun darah binatang tidak bisa sama sekali menghapus tanggungan dari orang yang bersalah, karena binatang tidak sama berharganya dengan manusia. Itu sebabnya, kurban harus diberikan setiap hari, terus-menerus, tahun demi tahun. Biarpun kurban darah bisa mendekatkan lagi Allah dengan mereka, tapi persembahan kurban darah itu sendiri bukanlah maksud Allah yang sempurna tentang jalan kebenaran.
Allah mempunyai maksud dan rencana lain yang lebih baik untuk masa yang akan datang. Inilah hal penting dari pelajaran tentang persembahan kurban Kabil dan Habil. Kabil tidak menganggap penting aturan Allah tentang pengampunan kesalahan. Dia datang rencananya sendiri, sebuah agama yang dia buat sendiri, sebenarnya Kabil adalah orang pertama yang menciptakan agama palsu. Dia datang kepada Allah dengan hasil kerjanya sendiri, yang hasil panen dari apa yang ditanamnya, tapi tidak ada darah tercurah. Dan seperti yang kita tahu Allah menolak persembahan kurban Kabil.
Sedang Habil, membawa kepada Allah persembahan anak domba yang telah dibunuh dan darahnya ditumpahkan. Habil mempunyai hati nurani yang murni dihadapan Allah. Dia tahu bahwa dia pantas mati, tapi domba kurban itu yang mati sebagai ganti. Jadi Habil menunjukkan imannya tentang apa yang Allah tentukan sebagai jalan supaya kesalahan seseorang terhapuskan. Persembahan kurban yang dilakukannya, sesuai dengan rencana Allah. Saudara dan sahabatku, tak ada seorangpun yang bisa datang pada Allah kalau tidak melewati jalan kebenaran yang telah Dia tentukan. Jalan Allah itu sempurna dan tepat. Seperti berhitung. Jika anda ditanya berapa 2+2? Maka jawabnya harus 4. Tidak ada jawaban lain. Hanya ada satu jawaban yang benar. Begitu juga hanya ada satu Allah dan hanya ada satu jalan untuk bisa berdamai dengan Allah yang Maha Suci.
Dalam beberapa pelajaran yang akan datang, kita akan lebih jauh lagi melihat jalan Allah yang sempurna. Rencana Allah itu adalah untuk menyediakan kurban darah yang dapat menutupi kesalahan manusia untuk selamanya. Tapi waktu kita telah berakhir sekarang. Insya Allah kita akan menyelesaikan pelajaran tentang Kabil dan Habil pada waktu yang akan datang. Kalau anda punya pertanyaan, kirimlah surat kepada kami dalam acara Jalan ke Surga Telah Rata .
Allah memberkati anda, pada saat anda merenungkan ayat suci ini. Selama waktu perpisahan kita jangan lupa merenungkan: “Tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan”. Sampai jumpa.