Jalan Ke Surga Telah Rata
Ass. Wr. Wb saudara dan sahabatku pendengar sekalian... Terimalah salam kami dalam nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang. Allah yang selalu menginginkan setiap orang mengenali dan bertekun pada Jalan Lurus, jalan menuju surga yang telah dibuat-Nya. Di jalan itu Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang ingin setiap orang hidup dan berada dalam restu-Nya. Karena lewat jalan itu, manusia akan sampai kepada-Nya dalam damai yang sejati. Dalam acara Jalan Menuju Surga ini kita akan mendengarkan banyak kisah tentang nabi-nabi Allah, satu demi satu. Kita juga akan bersama-sama menyelidiki kitab-kitab yang ditulis oleh nabi-nabi; yang menjelaskan bahwa ada jalan mulia yang telah Allah tetapkan sehingga umat manusia dapat diperhitungkan sebagai orang benar di hadapanNya.
Kita telah belajar bahwa Allah menciptakan manusia pertama sama seperti diriNya. Kita juga telah belajar mengapa Allah menciptakan mereka, yaitu supaya manusia mengasihi Dia dengan seluruh pikiran (atau budi) dengan segenap hati dengan segenap kekuatan, dan sebagai akibatnya manusia dapat menikmati hubungan yang sangat indah dengan Dia selamanya. Tetapi dalam pertemuan kita yang terakhir kita telah mendengar bahwa Adam dan Hawa memilih untuk mempercayai iblis dan tidak mentaati Allah, dengan makan buah dari pohon yang dilarang Allah yaitu pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Meski pun Allah telah memperingatkan Adam bahwa hukuman untuk ketidaktaatan adalah kematian, yang artinya putusnya hubungan antara Adam dengan Allah, atau terpisah dari Dia.
Hari ini kita akan melanjutkan pelajaran kita dalam kitab suci taurat pada pasal yang ketiga dalam buku kejadian untuk melihat apa yang terjadi setelah Adam dan Hawa memberontak kepada Allah. Dalam ayat yang ke tujuh kitab suci berkata: “lalu mata mereka terbuka, dan mereka sadar bahwa mereka telanjang. Sebab itu mereka mengambil daun ara dan menutupi tubuh mereka.” Apa yang pertama-tama Adam dan Hawa lakukan setelah mereka memberontak kepada Allah ? Mereka mencoba menyembunyikan rasa malu dan bersalah. Sebelum Adam dan Hawa makan buah pohon pengetahuan baik dan jahat, kitab suci berkata bahwa mereka berdua telanjang dan mereka tidak merasa malu. Tetapi sekarang pikiran mereka tentang tubuh mereka telah berubah. Mereka sekarang merasa malu dan bersalah di hadapan yang maha kudus yang akan menghakimi mereka. Sehingga dalam usaha menyembunyikan rasa malu, mereka membuat baju dari pohon ara untuk menutupi tubuhnya yang telanjang. Tapi bagaimanapun baju dari pohon ara tidak mungkin dapat menutupi rasa bersalah dalam hati mereka.
Selanjutnya kitab suci berkata : ”lalu manusia itu dan istrinya mendengar suara Allah waktu Ia datang berjalan-jalan dalam taman pada waktu hari sejuk, dan mereka bersembunyi dari Allah Tuhan di antara pohon-pohon di dalam taman. Mengapa mereka bersembunyi ? tidak susah untuk menebak. Mereka takut. Sama seperti seorang pencuri yang pasti akan merasa takut dan berusaha bersembunyi waktu mendengar suara dari orang yang punya rumah. Itulah yang dilakukan Adam yang telah melakukan kesalahan, Dia mencoba bersembunyi. Sebab seperti setan, Adam sadar, dia juga sudah memberontak terhadap Allah. Tidak mungkin Allah berkata : “ahh tidak apa-apa” , dan membiarkan Adam bebas begitu saja. Karena sebelum terjadi apa-apa, Allah sudah bilang, kalau kau tidak ikuti laranganKu, engkau akan mati.”
Setan pasti menertawai Adam karena telah menunjukkan bahwa ia tidak lagi menghormati Allah dan itu berarti dia akan terbuang. Dan pasti setan juga menertawai Allah, karena Allah akhirnya harus membinasakan ciptaanNya yang sangat sempurna dan mulia itu. Karena setan tahu bahwa Allah itu kudus, benar dan adil. Allah tidak pernah dapat menyetujui kejahatan. Ia harus menghukum Aadam dan Hawa.. Dalam tulisan para nabi dikatakan : “Allahku, Kesucianku....... mataMu terlalu suci untuk memandang kejahatan, Engkau tidak dapat melihat pelanggaran.Sahabat pendengar, kesucian Allah menuntut Dia untuk menghakimi dan menghukum setiap bentuk pelanggaran terhadap perintah-perintahNya. Itu sebabnya penting sekali bagi Allah untuk menghakimi Adam dan Hawa karena dosa mereka.
Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Dalam ayat berikut kita baca: “tapi Allah Tuhan memanggil manusia itu : ‘di mana engkau’? saudaraku, lihatlah besarnya kasih Allah pada manusia ciptaanNya. Apa yang Allah perbuat setelah Adam berdosa ? Dia mencari dan memanggil Adam. Sedang Adam sendiri ? berusaha untuk bersembunyi. Ingatlah bahwa Allah Maha Tahu, tapi biar pun dia tahu Adam telah melanggar perintahNya, dan merasa sakit hati juga tersinggung karena perbuatan Adam itu, Allah memanggil dan mencari Adam. Apakah Allah tidak tahu di Adam berada ? Jelas bahwa bukan karena Dia tidak tahu, sebab Allah melihat dan mengetahui segala sesuatu. Dia tahu persis di mana Adam bersembunyi. Tapi Allah memanggil Adam karena Allah ingin Adam membeberkan dan mengakui dosa yang telah dilakukannya. Allah ingin Adam sediri yang datang kepada Allah dan mengakui pelanggarannya. Allah memanggil Adam karena Allah tetap mengasihi Adam, meskipun Adam sudah tidak mentaati larangannya.
Lalu apa yang terjadi selanjutnya ? Saudaraku, waktu Adam mendengar Allah memanggil dia, Adam memang menjawab, tapi dengarlah jawaban Adam kepada Allah seperti yang tertulis dalam kitab suci : “Adam menjawab saya mendengar engkau di taman, saya takut, jadi saya sembunyi karena saya telanjang. Allah bertanya: Siapa yang kasih tahu bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan buah yang kularang engkau makan itu? Jawab Adam lagi...perempuan yang Engkau berikan untukku, telah memberikan buah itu kepada saya, lalu saya memakannya. Tuhan bertanya kepada perempuan itu: kenapa engkau lakukan itu? Jawabnya: saya ditipu ular, sehingga saya makan buah itu.
Perhatikanlah apa jawaban manusia itu. Mereka saling membuang salah. Adam menuduh Allah dan Hawa bersama-sama, katanya : itu bukan salah saya, perempuan yang Kau berikan padaku, dialah yang bersalah. Sedangkan Hawa, ia menyalahkan ular dan berkata : jangan salahkan saya, ular itu telah menipu saya. Tetapi Allah mengetahui isi hati mereka, bahwa mereka berdua sama-sama bersalah. Kita tak pernah dapat menyembunyikan kebenaran dari Allah.
Allah tidak memancing-mancing Adam dan Hawa makan buah pohon yang telah Ia larang untuk dimakan dan setan juga tidak memaksa mereka makan buah itu. Setan hanya bisa membujuk dan menipu mereka, tapi tidak pernah bisa memaksa seseorang untuk menentang Allah. Setan memang menipu Hawa tapi perbuatan Hawa adalah pilihan Hawa sendiri dan itulah yang menyinggung hati Allah. Begitu juga Adam, kitab suci berkata bahwa dia sama sekali tidak ditipu oleh ular, dia memilih dengan sadar untuk makan buah itu. Adam tahu persis larangan Allah tentang buah itu, tapi dia memilih untuk menyimpang dari jalan lurus yang telah ditentukan Allah dan memilih jalannya sendiri, jalan kesesatan. Dan kesalahan Adam bukan hanya tidak taat pada Allah, tapi dia juga telah meremehkan Allah dengan menyalahkan orang lain.
Sampai hari ini, manusia masih tetap berusaha menyalahkan orang lain untuk perbuatan-perbuatan mereka. Lewat kitab suci, Allah berbicara kepada mereka : “dimana kau”, apa yang telah kau lakukan. Kenapa engkau tidak mau pecaya dan mentaati sabdaKu? Kenapa kau sia-siakan kebaikanKu? Kenapa kau mencoba menyalahkan orang lain untuk perbuatan-perbuatanmu yang jahat? Sabda Allah ini tercatat dalam kitab suci injil Injil : “seperti Aku hidup, firman Allah, setiap lutut akan bertelut di hadapanKu, setiap lidah mengaku, setiap orang akan mempertanggung jawabkan perbuatannya masing-masing”. Apa jawaban yang akan kita berikan kalau Allah memanggil kita dan bertanya : “dimana engkau ?”.
Mari kita lebih jauh melihat dalam pasal ini apa hukuman yang diberikan Allah kepada Adam, Hawa dan ular. Kitab suci berkata : sesudah itu Allah berkata kepada ular itu: engkau akan dihukum karena perbuatanmu itu. Dari segala binatang, hanya engkau saja yang harus menanggung kutukan ini: Mulai sekarang, engkau akan menjalar dengan perutmu, dan makan debu seumur hidupmu. Engkau dan perempuan itu akan saling membenci, keturunanmu dan keturunannya akan selalu bermusuhan. Keturunannya akan meremukkan kepalamu dan keturunanmu akan menggigit tumit mereka. Kepada perempuan itu Allah berkata: Aku akan menambah kesakitanmu selagi engkau hamil dan pada waktu engkau melahirkan. Tetapi meskipun begitu engkau akan tetap menginginkan suamimu, dan dia akan berkuasa atas engkau. Lalu kata Allah kepada Adam: Engkau mendegarkan apa kata istrimu, lalu makan buah yang telah kularang engkau makan itu. Karena perbuatanmu itu, terkutuklah tanah. Engkau harus bekerja keras seumur hidupmu agar tanah ini bisa menghasilkan cukup makanan bagimu. Semak dan duri akan ditumbuhkan tanah ini untukmu, dan tumbuh-tumbuhan liar akan menjkadi makananmu. Engkau akan bekerja dengan susah payah dan berkeringat untuk membuat tanah ini menghasilkan sesuatu, sampai engkau kembali pada tana, sebab dari tanahlah engkau dibentuk . Engkau dijadikan dari tanah dan akan kembali kepada tanah.”
Apakah saudara pahami apa akibatnya pemberontakan mereka ?. Perbuatan mereka menghasilkan penderitaan dan rasa sakit, duri dan semak belukar, kerja keras dan keringat, penyakit dan kematian. Ya, upah dari dosa adalah kematian. Dan persis seperti itulah yang terjadi..
Saya ingin mengingatkan lagi bahwa seperti yang telah kita pelajari, mati secara rohani berarti putus hubungan dengan Allah atau terpisah dari Allah. Waktu Adam dan Hawa tidak taat pada Allah mereka telah memisahkan diri dari Allah yang adalah sumber kehidupan. Waktu mereka memilih untuk percaya pada dusta si iblis dan pergi sejalan dengan dia, mereka mengorbankan persahabatan mereka dengan Allah dan kehilangan hak atas bagian dalam kehidupan Allah. Mereka telah menjadi musuh Allah, karena mereka telah memilih untuk mengikuti setan, musuh Allah. Hubungan antara mereka dengan Allah berakhir. Misalnya begini, kalau anda punya musuh dan kawan anda bergabung dengan dia untuk menentang anda bukankah itu berarti teman anda itu telah menjadi musuh anda ?. Sama seperti begitu, siapa saja yang menundukkan diri pada setan adalah musuh Allah dan berpisah dariNya. Tidak ada cara lain.
Sebelum kita akhiri acara hari ini, ada yang harus kita mengerti dan ingat, yaitu Segala sesuatu di dunia ini telah berubah karena apa yang dipilih oleh Adam dan Hawa. Semua manusia laki-laki dan perempuan menderita karena apa yang telah mereka lakukan. Coba lihat ke sekitar kita. Dimana-mana ada penderitaan dan rasa sakit hati. Ada pembunuhan, perang, rasa takut, kebencian, pemberontakan dan korupsi. Pelanggaran perintah Allah terjadi mulai dari kota besar sampai ke desa-desa, bahkan itu terjadi juga dalam rumah kita sendiri, seperti kata ibarat “Penyakit menular tidak berhenti hanya pada orang pertama yang terkena”. Ini tepat seperti yang telah dinyatakan oleh Sabda Allah, waktu menyatakan: “dosa masuk kedalam dunia lewat perbuatan satu orang, dan kematian daatang lewat dosa, dan dengan cara inilah maut datang kepada semua manusia, karena semua manusia telah berdosa.”
Dosa nenek moyang kita Adam telah menulari kita semua, dan karena setiap orang dari kita telah memilih melanggar perintah-perintah Allah, kita sedang mengikuti jejaknya. Penghakiman dan hukuman Allah terhadap Adam sekarang telah menjadi penghakiman dan hukuman yang harus kita tanggung. Kita terpisah dari Allah. Itu sebabnya sahabatku bagi kita Allah terasa begitu jauh. Meskipun Allah berada dekat dengan kita, tapi pemberontakan kita telah memisahkan kita dari Allah yang kudus.
Biarpun begitu, kita dapat memuji Allah dengan hati yang bahagia, karena Allah sendiri telah menyediakan jalan keluar yang dapat menyelamatkan kita dari penghakimannya dan melepaskan kita dari tanggungan yang harus kita pikul akibat pemberontakan kita. Bagaimanapun, kita harus percaya pada jalan keluar yang telah dibuat Allah itu dan menerimanya. Insya Allah, dalam acara yang akan datang, kita akan melihat bagaimana Allah memberikan pada Adam dan Hawa, jasa semua ketekunannya, sebuah janji yang agung yaitu adanya seorang penyelamat yang akan datang dan membebaskan semua mereka dari penghakiman Allah dan juga melepaskan mereka dari kuasa setan.
Terimakasih telah mendengarkan acara Jalan ke Surga telah rata. Kalau anda punya pertanyaan mengenai apa yang tttelah anda dengarkan, kirimkanlah surat kepada kami dalam acara Jalan ke Surga Telah Rata. Allah memberkati saudara pada saat saudara merenungkan ayat-ayat suci ini: Sesungguhnya sebagaimana Aku hidup, sabda Allah, Tuhan kita, setiap lutut akan bertelut, dan setiap lidah akan mengaku, setiap orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya masing-masing.